Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim dr Sjamsul Arief menyampaikan sampai sekarang di Jawa timur belum tersedia laporan yang masuk berkaitan persoalan hepatitis akut tapi untuk mengantisipasi adanya hepatitis akut itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim sudah membentuk Satgas.
Satgas ini, kata Sjamsul, untuk mengatasi masalah hepatitis akut (Hepatitis unknown origin).
“Tugas satgas ini nantinya akan laksanakan surveilans case finding atau inovasi persoalan ini. Saya juga telah mengeluarkan imbauan kepada semua anggota IDAI Jatim untuk surveilans case finding, melaporkan apabila tersedia masalah bersama gejala hepatitis kepada ketua perwakilan atau sekretariat Idai,” ujar Beliau.
Menurut Sjamsul, Surveilans case finding benar-benar signifikan dikerjakan untuk tidakan lebih lanjut.
“Jikalau ini dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) maka tersedia dua aspek pola pendekatan, yakni pendekatan secara klinis dimana yang menanganinya dokter spesialis, dan juga pendekatan secara komunal atau ke rakyat dimana seluruh stakeholder di rakyat serupa-serupa mengatasi masalah ini,” jelas Beliau.
Layaknya dilansir di laman kemenkes.go.id penyakit hepatitis akut yang tengah melanda global diduga sudah masuk ke Indonesia sehabis tiga anak dilaporkan meninggal global implikasi terinfeksi penyakit misterius ini.
Kementerian Kebugaran hingga pas ini masih laksanakan investigasi lewat inspeksi panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk menyadari lebih lanjut penyebab berasal dari penyakit ini.
Meski belum diketahui tentu penyebab penyakit hepatitis akut terhadap anak , Prof. Hanifah Oswari dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS Cov-2, virus ABV dan lainnya. Virus itu utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Untuk menahan risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan supaya orang tua menambah kewaspadaan bersama dengan jalankan tindakan pencegahan. Langkah awal yang dapat dilaksanakan bersama dengan mempertahankan kebersihan diri dan lingkungan.
“Untuk menghambat berasal dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan bersama cara mencuci tangan bersama dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi tersebut matang, bukan mengenakan alat-alat makan bersama dengan bersama orang lain dan juga menghindari kontak anak-anak kami berasal dari orang yang sakit supaya anak-anak kami konsisten sehat,” mengerti Peneliti di RSCM dan FK UI ini di dalam keterangan pers.
Kementerian Kebugaran hingga pas ini masih laksanakan investigasi lewat inspeksi panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk menyadari lebih lanjut penyebab berasal dari penyakit ini.
Meski belum diketahui tentu penyebab penyakit hepatitis akut terhadap anak , Prof. Hanifah Oswari dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS Cov-2, virus ABV dan lainnya. Virus itu utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Untuk menahan risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan supaya orang tua menambah kewaspadaan bersama dengan jalankan tindakan pencegahan. Langkah awal yang dapat dilaksanakan bersama dengan mempertahankan kebersihan diri dan lingkungan.
“Untuk menghambat berasal dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan bersama cara mencuci tangan bersama dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi tersebut matang, bukan mengenakan alat-alat makan bersama dengan bersama orang lain dan juga menghindari kontak anak-anak kami berasal dari orang yang sakit supaya anak-anak kami konsisten sehat,” mengerti Peneliti di RSCM dan FK UI ini di dalam keterangan pers.
IDI Jatim Bentuk Satgas Spesialis untuk Mengantisipasi Hepatitis Akut
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim dr Sjamsul Arief menyampaikan sampai sekarang di Jawa timur belum tersedia laporan yang masuk berkaitan persoalan hepatitis akut tapi untuk mengantisipasi adanya hepatitis akut itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim sudah membentuk Satgas.
Satgas ini, kata Sjamsul, untuk mengatasi masalah hepatitis akut (Hepatitis unknown origin).
“Tugas satgas ini nantinya akan laksanakan surveilans case finding atau inovasi persoalan ini. Saya juga telah mengeluarkan imbauan kepada semua anggota IDAI Jatim untuk surveilans case finding, melaporkan apabila tersedia masalah bersama gejala hepatitis kepada ketua perwakilan atau sekretariat Idai,” ujar Beliau.
Menurut Sjamsul, Surveilans case finding benar-benar signifikan dikerjakan untuk tidakan lebih lanjut.
“Jikalau ini dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) maka tersedia dua aspek pola pendekatan, yakni pendekatan secara klinis dimana yang menanganinya dokter spesialis, dan juga pendekatan secara komunal atau ke rakyat dimana seluruh stakeholder di rakyat serupa-serupa mengatasi masalah ini,” jelas Beliau.
Satgas ini, kata Sjamsul, untuk mengatasi masalah hepatitis akut (Hepatitis unknown origin).
“Tugas satgas ini nantinya akan laksanakan surveilans case finding atau inovasi persoalan ini. Saya juga telah mengeluarkan imbauan kepada semua anggota IDAI Jatim untuk surveilans case finding, melaporkan apabila tersedia masalah bersama gejala hepatitis kepada ketua perwakilan atau sekretariat Idai,” ujar Beliau.
Menurut Sjamsul, Surveilans case finding benar-benar signifikan dikerjakan untuk tidakan lebih lanjut.
“Jikalau ini dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) maka tersedia dua aspek pola pendekatan, yakni pendekatan secara klinis dimana yang menanganinya dokter spesialis, dan juga pendekatan secara komunal atau ke rakyat dimana seluruh stakeholder di rakyat serupa-serupa mengatasi masalah ini,” jelas Beliau.
Layaknya dilansir di laman kemenkes.go.id penyakit hepatitis akut yang tengah melanda global diduga sudah masuk ke Indonesia sehabis tiga anak dilaporkan meninggal global implikasi terinfeksi penyakit misterius ini.
Kementerian Kebugaran hingga pas ini masih laksanakan investigasi lewat inspeksi panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk menyadari lebih lanjut penyebab berasal dari penyakit ini.
Meski belum diketahui tentu penyebab penyakit hepatitis akut terhadap anak , Prof. Hanifah Oswari dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS Cov-2, virus ABV dan lainnya. Virus itu utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Untuk menahan risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan supaya orang tua menambah kewaspadaan bersama dengan jalankan tindakan pencegahan. Langkah awal yang dapat dilaksanakan bersama dengan mempertahankan kebersihan diri dan lingkungan.
“Untuk menghambat berasal dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan bersama cara mencuci tangan bersama dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi tersebut matang, bukan mengenakan alat-alat makan bersama dengan bersama orang lain dan juga menghindari kontak anak-anak kami berasal dari orang yang sakit supaya anak-anak kami konsisten sehat,” mengerti Peneliti di RSCM dan FK UI ini di dalam keterangan pers.
Kementerian Kebugaran hingga pas ini masih laksanakan investigasi lewat inspeksi panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk menyadari lebih lanjut penyebab berasal dari penyakit ini.
Meski belum diketahui tentu penyebab penyakit hepatitis akut terhadap anak , Prof. Hanifah Oswari dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS Cov-2, virus ABV dan lainnya. Virus itu utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Untuk menahan risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan supaya orang tua menambah kewaspadaan bersama dengan jalankan tindakan pencegahan. Langkah awal yang dapat dilaksanakan bersama dengan mempertahankan kebersihan diri dan lingkungan.
“Untuk menghambat berasal dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan bersama cara mencuci tangan bersama dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi tersebut matang, bukan mengenakan alat-alat makan bersama dengan bersama orang lain dan juga menghindari kontak anak-anak kami berasal dari orang yang sakit supaya anak-anak kami konsisten sehat,” mengerti Peneliti di RSCM dan FK UI ini di dalam keterangan pers.