Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) terjun 4,42Persen atau 319,16 poin ke 6.909,75 terhadap perdagangan Senin (9/5). Respons pasar pada kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pekan lalu jadi penekan primer IHSG.
Investor asing tercatat laksanakan aksi jual higienis atau net sell rp 2,59 triliun di semua pasar. Saham-Saham bersama dengan penjualan higienis terbesar asing tersedia bbca rp 1,3 triliun, bbri rp 690,7 miliar, dan tlkm rp 284,8 miliar.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Pengaruh Indonesia (Bei), Laksono Widodo mengatakan, pihaknya akan lakukan penghentian perdagangan atau trading halt kecuali penurunan menyentuh 5 %.
Akan tersedia trading halt selama 30 menit apabila index turun menyentuh 5 %.
Sebelumnya, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang melemah sebab sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed. Dia bilang, walaupun solusi menekan inflasi adalah bersama dengan tingkatkan suku bunga, tetapi tentunya bukan seluruh emerging market siap bersama dengan kenaikan itu.
“Pertanyaannya adalah seberapa siap negara negara Emerging Market terima kenaikkan taraf suku bunga para negara maju, waktu tersedia kenaikan volatilitas yang sanggup mengganggu stabilitas di pasar?,” kata Maximilianus.
Dia mengatakan, situasi di Indonesia bergantung kepada kemampuan Bank Indonesia meyakinkan pasar berkenaan bersama dengan pemulihan ekonomi.
“Kita memantau hal ini udah jadi suatu kewajiban di dalam mengendalikan inflasi. Perubahan jaman pasti akan berjalan ketika perekonomian tumbuh lebih cepat, dan pemulihan mampu terakselerasi bersama baik. Kunci untuk memenangkan ini terletak sejauh mana Bank Indonesia mampu menyakinkan pasar terhitung daya berasal dari pulihnya perekonomian Indonesia,” paham dia.
Vice President Infovesta Primer Wawan Hendrayana tekanan IHSG berasal berasal dari dampak kenaikan suku bunga The Fed dan antisipasi lonjakan masalah Covid-19 pascamudik lebaran.
Wawan menyebutkan waktu ini, investor juga masih menanti respons Bank Indonesia (Bi). Karena pelaku pasar masih menerka-nerka langkah kebijakan bank sentral Indonesia. Dia memprediksi BI mampu tingkatkan taraf suku bunga antara 25 bps hingga 50 bps.
Dia menilai sehabis kebijakan The Fed pelaku pasar telah miliki ekspektasi bahwa BI akan tingkatkan taraf suku bunga. Ditambah, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi terhadap April 2022 mencapai 0,95Persen secara bulanan (Mom) atau 3,47Persen secara tahun (Yoy).
"Ekspektasi BI akan tingkatkan suku bunga jadi terlampau besar, pasar akan antisipasi hal ini pernah. Justru kala suku bunga naik nanti dapat mendorong investor masuk ulang sesudah tersedia kepastian, kala ini masih menerka berapa kenaikannya,"
Vice President Infovesta Primer Wawan Hendrayana tekanan IHSG berasal berasal dari dampak kenaikan suku bunga The Fed dan antisipasi lonjakan masalah Covid-19 pascamudik lebaran.
Wawan menyebutkan waktu ini, investor juga masih menanti respons Bank Indonesia (Bi). Karena pelaku pasar masih menerka-nerka langkah kebijakan bank sentral Indonesia. Dia memprediksi BI mampu tingkatkan taraf suku bunga antara 25 bps hingga 50 bps.
Dia menilai sehabis kebijakan The Fed pelaku pasar telah miliki ekspektasi bahwa BI akan tingkatkan taraf suku bunga. Ditambah, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi terhadap April 2022 mencapai 0,95Persen secara bulanan (Mom) atau 3,47Persen secara tahun (Yoy).
"Ekspektasi BI akan tingkatkan suku bunga jadi terlampau besar, pasar akan antisipasi hal ini pernah. Justru kala suku bunga naik nanti dapat mendorong investor masuk ulang sesudah tersedia kepastian, kala ini masih menerka berapa kenaikannya,"
Lebih lanjut, Wawan menjelaskan secara historis koreksi 20Prosen merupakan hal wajar sesudah IHSG All time high. Hal ini terlihat berasal dari rata-rata tahun nilai maximum drawdown (mdd) berada di kisaran 20Prosen.
Sesudah itu, terkecuali IHSG bergerak lagi ke level 6.000 maka tersebut bukanlah hal aneh. Tetapi konvoi ini memerlukan sentimen negatif yang kuat. "Saya menonton 6.900 akan jadi support untuk minggu ini dan IHSG sanggup technical rebound besok," imbuh dia.
Waktu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova perhatikan bersama tekanan jual yang masih tertahan sampai penutupan dan belum terlihat adanya perlawanan aksi beli maka diperkirakan besok IHSG lagi akan berjalan tekanan jual.
"Diperkirakan besok tekanan jual masih akan berlanjut bersama dengan support terdekat 6.842 dan berikutnya 6.800. Lebih berasal dari level itu maka IHSG rawan melemah ke 6702," papar Ivan, Senin (9/5).
Adapun Ivan menilai didalam pas dekat IHSG masih tersedia barangkali berjalan technical rebound sesudah koreksi yang militan ini dan ulang ke atas level 7.000. Tetapi, untuk jangka menengah pelaku pasar masih akan lihat seberapa efektif efek atas kebijakan The Fed untuk mengendalikan inflasi.
Sesudah itu, terkecuali IHSG bergerak lagi ke level 6.000 maka tersebut bukanlah hal aneh. Tetapi konvoi ini memerlukan sentimen negatif yang kuat. "Saya menonton 6.900 akan jadi support untuk minggu ini dan IHSG sanggup technical rebound besok," imbuh dia.
Waktu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova perhatikan bersama tekanan jual yang masih tertahan sampai penutupan dan belum terlihat adanya perlawanan aksi beli maka diperkirakan besok IHSG lagi akan berjalan tekanan jual.
"Diperkirakan besok tekanan jual masih akan berlanjut bersama dengan support terdekat 6.842 dan berikutnya 6.800. Lebih berasal dari level itu maka IHSG rawan melemah ke 6702," papar Ivan, Senin (9/5).
Adapun Ivan menilai didalam pas dekat IHSG masih tersedia barangkali berjalan technical rebound sesudah koreksi yang militan ini dan ulang ke atas level 7.000. Tetapi, untuk jangka menengah pelaku pasar masih akan lihat seberapa efektif efek atas kebijakan The Fed untuk mengendalikan inflasi.
IHSG Potensi Technical Rebound
Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) terjun 4,42Persen atau 319,16 poin ke 6.909,75 terhadap perdagangan Senin (9/5). Respons pasar pada kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pekan lalu jadi penekan primer IHSG.
Investor asing tercatat laksanakan aksi jual higienis atau net sell rp 2,59 triliun di semua pasar. Saham-Saham bersama dengan penjualan higienis terbesar asing tersedia bbca rp 1,3 triliun, bbri rp 690,7 miliar, dan tlkm rp 284,8 miliar.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Pengaruh Indonesia (Bei), Laksono Widodo mengatakan, pihaknya akan lakukan penghentian perdagangan atau trading halt kecuali penurunan menyentuh 5 %.
Akan tersedia trading halt selama 30 menit apabila index turun menyentuh 5 %.
Sebelumnya, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang melemah sebab sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed. Dia bilang, walaupun solusi menekan inflasi adalah bersama dengan tingkatkan suku bunga, tetapi tentunya bukan seluruh emerging market siap bersama dengan kenaikan itu.
“Pertanyaannya adalah seberapa siap negara negara Emerging Market terima kenaikkan taraf suku bunga para negara maju, waktu tersedia kenaikan volatilitas yang sanggup mengganggu stabilitas di pasar?,” kata Maximilianus.
Dia mengatakan, situasi di Indonesia bergantung kepada kemampuan Bank Indonesia meyakinkan pasar berkenaan bersama dengan pemulihan ekonomi.
Investor asing tercatat laksanakan aksi jual higienis atau net sell rp 2,59 triliun di semua pasar. Saham-Saham bersama dengan penjualan higienis terbesar asing tersedia bbca rp 1,3 triliun, bbri rp 690,7 miliar, dan tlkm rp 284,8 miliar.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Pengaruh Indonesia (Bei), Laksono Widodo mengatakan, pihaknya akan lakukan penghentian perdagangan atau trading halt kecuali penurunan menyentuh 5 %.
Akan tersedia trading halt selama 30 menit apabila index turun menyentuh 5 %.
Sebelumnya, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang melemah sebab sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed. Dia bilang, walaupun solusi menekan inflasi adalah bersama dengan tingkatkan suku bunga, tetapi tentunya bukan seluruh emerging market siap bersama dengan kenaikan itu.
“Pertanyaannya adalah seberapa siap negara negara Emerging Market terima kenaikkan taraf suku bunga para negara maju, waktu tersedia kenaikan volatilitas yang sanggup mengganggu stabilitas di pasar?,” kata Maximilianus.
Dia mengatakan, situasi di Indonesia bergantung kepada kemampuan Bank Indonesia meyakinkan pasar berkenaan bersama dengan pemulihan ekonomi.
“Kita memantau hal ini udah jadi suatu kewajiban di dalam mengendalikan inflasi. Perubahan jaman pasti akan berjalan ketika perekonomian tumbuh lebih cepat, dan pemulihan mampu terakselerasi bersama baik. Kunci untuk memenangkan ini terletak sejauh mana Bank Indonesia mampu menyakinkan pasar terhitung daya berasal dari pulihnya perekonomian Indonesia,” paham dia.
Vice President Infovesta Primer Wawan Hendrayana tekanan IHSG berasal berasal dari dampak kenaikan suku bunga The Fed dan antisipasi lonjakan masalah Covid-19 pascamudik lebaran.
Wawan menyebutkan waktu ini, investor juga masih menanti respons Bank Indonesia (Bi). Karena pelaku pasar masih menerka-nerka langkah kebijakan bank sentral Indonesia. Dia memprediksi BI mampu tingkatkan taraf suku bunga antara 25 bps hingga 50 bps.
Dia menilai sehabis kebijakan The Fed pelaku pasar telah miliki ekspektasi bahwa BI akan tingkatkan taraf suku bunga. Ditambah, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi terhadap April 2022 mencapai 0,95Persen secara bulanan (Mom) atau 3,47Persen secara tahun (Yoy).
"Ekspektasi BI akan tingkatkan suku bunga jadi terlampau besar, pasar akan antisipasi hal ini pernah. Justru kala suku bunga naik nanti dapat mendorong investor masuk ulang sesudah tersedia kepastian, kala ini masih menerka berapa kenaikannya,"
Vice President Infovesta Primer Wawan Hendrayana tekanan IHSG berasal berasal dari dampak kenaikan suku bunga The Fed dan antisipasi lonjakan masalah Covid-19 pascamudik lebaran.
Wawan menyebutkan waktu ini, investor juga masih menanti respons Bank Indonesia (Bi). Karena pelaku pasar masih menerka-nerka langkah kebijakan bank sentral Indonesia. Dia memprediksi BI mampu tingkatkan taraf suku bunga antara 25 bps hingga 50 bps.
Dia menilai sehabis kebijakan The Fed pelaku pasar telah miliki ekspektasi bahwa BI akan tingkatkan taraf suku bunga. Ditambah, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi terhadap April 2022 mencapai 0,95Persen secara bulanan (Mom) atau 3,47Persen secara tahun (Yoy).
"Ekspektasi BI akan tingkatkan suku bunga jadi terlampau besar, pasar akan antisipasi hal ini pernah. Justru kala suku bunga naik nanti dapat mendorong investor masuk ulang sesudah tersedia kepastian, kala ini masih menerka berapa kenaikannya,"
Lebih lanjut, Wawan menjelaskan secara historis koreksi 20Prosen merupakan hal wajar sesudah IHSG All time high. Hal ini terlihat berasal dari rata-rata tahun nilai maximum drawdown (mdd) berada di kisaran 20Prosen.
Sesudah itu, terkecuali IHSG bergerak lagi ke level 6.000 maka tersebut bukanlah hal aneh. Tetapi konvoi ini memerlukan sentimen negatif yang kuat. "Saya menonton 6.900 akan jadi support untuk minggu ini dan IHSG sanggup technical rebound besok," imbuh dia.
Waktu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova perhatikan bersama tekanan jual yang masih tertahan sampai penutupan dan belum terlihat adanya perlawanan aksi beli maka diperkirakan besok IHSG lagi akan berjalan tekanan jual.
"Diperkirakan besok tekanan jual masih akan berlanjut bersama dengan support terdekat 6.842 dan berikutnya 6.800. Lebih berasal dari level itu maka IHSG rawan melemah ke 6702," papar Ivan, Senin (9/5).
Adapun Ivan menilai didalam pas dekat IHSG masih tersedia barangkali berjalan technical rebound sesudah koreksi yang militan ini dan ulang ke atas level 7.000. Tetapi, untuk jangka menengah pelaku pasar masih akan lihat seberapa efektif efek atas kebijakan The Fed untuk mengendalikan inflasi.
Sesudah itu, terkecuali IHSG bergerak lagi ke level 6.000 maka tersebut bukanlah hal aneh. Tetapi konvoi ini memerlukan sentimen negatif yang kuat. "Saya menonton 6.900 akan jadi support untuk minggu ini dan IHSG sanggup technical rebound besok," imbuh dia.
Waktu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova perhatikan bersama tekanan jual yang masih tertahan sampai penutupan dan belum terlihat adanya perlawanan aksi beli maka diperkirakan besok IHSG lagi akan berjalan tekanan jual.
"Diperkirakan besok tekanan jual masih akan berlanjut bersama dengan support terdekat 6.842 dan berikutnya 6.800. Lebih berasal dari level itu maka IHSG rawan melemah ke 6702," papar Ivan, Senin (9/5).
Adapun Ivan menilai didalam pas dekat IHSG masih tersedia barangkali berjalan technical rebound sesudah koreksi yang militan ini dan ulang ke atas level 7.000. Tetapi, untuk jangka menengah pelaku pasar masih akan lihat seberapa efektif efek atas kebijakan The Fed untuk mengendalikan inflasi.