Apa Itu Saham Gorengan? Simak Detail nya Disini - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

ilustrasi saham
ilustrasi saham

PORTAL MASYARAKAT - Saham gorengan merupakan saham yang lazimnya dari perusahaan yang fundamentalnya kurang oke.

Bukan berarti perusahaannya bermaksud jelek, melainkan pasar memperlakukan saham perusahaan hal yang demikian sebagai sebuah ‘mainan’ untuk mengaci kesempatan di pasar.

Kalian berharap tau apa ciri – ciri perusahaan yang sahamnya berpotensi di goreng?

Fundamental nya tak solid.
  • Tak punya business figur yang mantab / menjanjikan.
  • Laporan keuangannya tak tetap.
  • Pelaporan keuangannya tak memenuhi standar good corporate governance.
  • Perusahaan baru listing di bursa yang track recordnya belum teruji.
  • Kapitalisasinya kecil (lazimnya di bawah 5 triliun).
Lalu, transaksi saham yang sedang di goreng di pasar itu seperti apa sih?

  • Sering mendominasi running trade
  • Volume transaksi harian terlihat tinggi dan stabil
  • Volume BID OFFER sering tidak normal, hanya tebal di beberapa area, atau terlalu tebal di semua area.
  • Volume pada BID OFFER bisa tiba – tiba berubah dengan drastis.
  • Harga bisa melonjak frastis atau turun drastis.
  • Kalau tidak drastis, harga bisa bergerak konsisten naik atau turun terus, dengan ciri – ciri lain di atas terpenuhi.

Jika saham Bluechip merupakan saham dari perusahaan yang telah well established dengan performa tetap dan sesuai investasi , saham middle dan small cap merupakan saham perusahaan yang sedang bertumbuh, karenanya saham gorengan yaitu saham yang cenderung tak punya fundamental yang mencolok.

Coba bayangkan, apabila perusahaannya baik, sahamnya otomatis naik walau ga ada yang omongin, sponsorin, atau pom – pom-in.

Perusahaan yang baik, pasti ada yang tahu, ada yang beli, dan menaruh lama. Tak butuh pemberitaan yang heboh, tak perlu menarik perhatian di running trade, perusahaan baik akan senantiasa baik. Manajemen sibuk memaksimalkan bisnis, pemberi modal sibuk membeli di harga terbaik. Barang baik, senantiasa ada yang berharap beli.

Sebaliknya, barang jelek, senantiasa banyak yang berharap jual. Perusahaan yang umum, atau malah yang fundamentalnya jelek, susah untuk dipasarkan bukan?

Bagaimana sistem merasakan capital gain dari saham apabila tak ada yang berkeinginan membeli? Wong deviden aja ga pernah dapet, andalan satu – satunya yakni capital gain. Capital gain itu instan. Deviden itu butuh pembukuan.

Inilah asal muasal sebuah saham di goreng. Diramaikan {sampai} HOT, dan menarik banyak pembeli.
Cek ciri – ciri saham yang berpotensi digoreng di bawah ini:

Dengan ramainya transaksi di pasar, likuditas meningkat, karenanya turnover saham ini kian luwes dan dapat lebih flexible bagi pemilik terbanyaknya di pasar.

Sama seperti konsep dagang barang, kian barangnya likuid karenanya kian bagus bisnisnya. Makin ga ada yang tanya, makin stok menumpuk.
Jadi bicara saham yang sedang di ‘goreng’ merupakan membayangkan upaya kita untuk menghabiskan stok, atau berdagang dalam hal yang positif untuk re-stok barang baru yang lebih up-to-date, atau sekadar running business as usual. Banyak motifnya.

Kian harga tinggi, kian menarik ketertarikan calon pembeli yang tak paham, yang panik sebab telah tertinggal, dan kian panik sebab FOMO (Fear Of Missing Out).

Ini menciptakan banyak sekali pembeli (trader tentunya) yang juga membeli di harga atas, dan alhasil nyangkut.
Posisi nyangkut itu senantiasa di harga atas, harga puncak, tak pernah di harga relatif rendah.

Banyak trader, apalagi yang ga punya trading plan, senantiasa tersulut di saham – saham seperti ini. Sehari masuk top gainer. hari kedua masuk lagi top gainer bursa.

Hari saat kembali masuk top gainer. Wah, ini luarbiasa, masak ga dapat naik sehari lagi?

Atau dibungkus dengan isu terkini following. Hold aja terus selama popularitas-nya naik. Tetapi lupa dengan likuiditas dan apa yang membikin saham ini likuid. Akibatnya saat telah di akhir pesta, harga saham turun tajam langsung ga karuan, dan walhasil usai cuci piring semata.

Having a good motive
Apabila kalian mengawali trading (ataupun investasi) saham dengan positif, karenanya kalian seharusnya melakukannya dengan sistem yang benar, disiplin, berpegang teguh pada prinsip, dan {tak} asal – asalan.

Apa saja prinsip – prinsip itu:

Membeli perusahaan yang {dapat} diterima secara fundamental.
Membeli saham dengan {cara|sistem} trading yang {kau} tentukan.
{Mempunyai} dan disiplin dengan trading plan.
Menghindari {turut|ikut serta} – ikutan beli.
Seandainya berkeinginan ikutan beli, pastikan telah dianalisis dengan benar, bukan mencari analisis koreksi.
Hindari beli saham gorengan, sebab uang kalian berharga, tumbuhnya seperti pohon, bukan seperti bakwan.


iklan banner

Baca Juga

Apa Itu Saham Gorengan? Simak Detail nya Disini

ilustrasi saham
ilustrasi saham

PORTAL MASYARAKAT - Saham gorengan merupakan saham yang lazimnya dari perusahaan yang fundamentalnya kurang oke.

Bukan berarti perusahaannya bermaksud jelek, melainkan pasar memperlakukan saham perusahaan hal yang demikian sebagai sebuah ‘mainan’ untuk mengaci kesempatan di pasar.

Kalian berharap tau apa ciri – ciri perusahaan yang sahamnya berpotensi di goreng?

Fundamental nya tak solid.
  • Tak punya business figur yang mantab / menjanjikan.
  • Laporan keuangannya tak tetap.
  • Pelaporan keuangannya tak memenuhi standar good corporate governance.
  • Perusahaan baru listing di bursa yang track recordnya belum teruji.
  • Kapitalisasinya kecil (lazimnya di bawah 5 triliun).
Lalu, transaksi saham yang sedang di goreng di pasar itu seperti apa sih?

  • Sering mendominasi running trade
  • Volume transaksi harian terlihat tinggi dan stabil
  • Volume BID OFFER sering tidak normal, hanya tebal di beberapa area, atau terlalu tebal di semua area.
  • Volume pada BID OFFER bisa tiba – tiba berubah dengan drastis.
  • Harga bisa melonjak frastis atau turun drastis.
  • Kalau tidak drastis, harga bisa bergerak konsisten naik atau turun terus, dengan ciri – ciri lain di atas terpenuhi.

Jika saham Bluechip merupakan saham dari perusahaan yang telah well established dengan performa tetap dan sesuai investasi , saham middle dan small cap merupakan saham perusahaan yang sedang bertumbuh, karenanya saham gorengan yaitu saham yang cenderung tak punya fundamental yang mencolok.

Coba bayangkan, apabila perusahaannya baik, sahamnya otomatis naik walau ga ada yang omongin, sponsorin, atau pom – pom-in.

Perusahaan yang baik, pasti ada yang tahu, ada yang beli, dan menaruh lama. Tak butuh pemberitaan yang heboh, tak perlu menarik perhatian di running trade, perusahaan baik akan senantiasa baik. Manajemen sibuk memaksimalkan bisnis, pemberi modal sibuk membeli di harga terbaik. Barang baik, senantiasa ada yang berharap beli.

Sebaliknya, barang jelek, senantiasa banyak yang berharap jual. Perusahaan yang umum, atau malah yang fundamentalnya jelek, susah untuk dipasarkan bukan?

Bagaimana sistem merasakan capital gain dari saham apabila tak ada yang berkeinginan membeli? Wong deviden aja ga pernah dapet, andalan satu – satunya yakni capital gain. Capital gain itu instan. Deviden itu butuh pembukuan.

Inilah asal muasal sebuah saham di goreng. Diramaikan {sampai} HOT, dan menarik banyak pembeli.
Cek ciri – ciri saham yang berpotensi digoreng di bawah ini:

Dengan ramainya transaksi di pasar, likuditas meningkat, karenanya turnover saham ini kian luwes dan dapat lebih flexible bagi pemilik terbanyaknya di pasar.

Sama seperti konsep dagang barang, kian barangnya likuid karenanya kian bagus bisnisnya. Makin ga ada yang tanya, makin stok menumpuk.
Jadi bicara saham yang sedang di ‘goreng’ merupakan membayangkan upaya kita untuk menghabiskan stok, atau berdagang dalam hal yang positif untuk re-stok barang baru yang lebih up-to-date, atau sekadar running business as usual. Banyak motifnya.

Kian harga tinggi, kian menarik ketertarikan calon pembeli yang tak paham, yang panik sebab telah tertinggal, dan kian panik sebab FOMO (Fear Of Missing Out).

Ini menciptakan banyak sekali pembeli (trader tentunya) yang juga membeli di harga atas, dan alhasil nyangkut.
Posisi nyangkut itu senantiasa di harga atas, harga puncak, tak pernah di harga relatif rendah.

Banyak trader, apalagi yang ga punya trading plan, senantiasa tersulut di saham – saham seperti ini. Sehari masuk top gainer. hari kedua masuk lagi top gainer bursa.

Hari saat kembali masuk top gainer. Wah, ini luarbiasa, masak ga dapat naik sehari lagi?

Atau dibungkus dengan isu terkini following. Hold aja terus selama popularitas-nya naik. Tetapi lupa dengan likuiditas dan apa yang membikin saham ini likuid. Akibatnya saat telah di akhir pesta, harga saham turun tajam langsung ga karuan, dan walhasil usai cuci piring semata.

Having a good motive
Apabila kalian mengawali trading (ataupun investasi) saham dengan positif, karenanya kalian seharusnya melakukannya dengan sistem yang benar, disiplin, berpegang teguh pada prinsip, dan {tak} asal – asalan.

Apa saja prinsip – prinsip itu:

Membeli perusahaan yang {dapat} diterima secara fundamental.
Membeli saham dengan {cara|sistem} trading yang {kau} tentukan.
{Mempunyai} dan disiplin dengan trading plan.
Menghindari {turut|ikut serta} – ikutan beli.
Seandainya berkeinginan ikutan beli, pastikan telah dianalisis dengan benar, bukan mencari analisis koreksi.
Hindari beli saham gorengan, sebab uang kalian berharga, tumbuhnya seperti pohon, bukan seperti bakwan.


iklan banner