ilustrasi terapi bekam, oleh mrgar dari Pixabay |
PORTAL MASYARAKAT - Dokter Ahli Akupuntur meminta masyarakat berhati-hati ketika menjalani terapi bekam, sebab ada risiko penularan HIV/AIDS dan hepatitis.
Dokter Ahli Akupunktur RSUP Persahabatan, dr. Stefanus Agung Budianto, Sp.A menegaskan, penularan penyakit ini bukan sebab perbuatan terapinya, tetapi kebersihan alat yang diterapkan seharusnya betul-betul diamati.
"hati hati betul sebab jika alat bekamnya tak steril karenanya itu menjadi sebuah sumber penularan penyakit, dapat HIV/AIDS, dapat hepatitis, yang artinya mempunyai akibat yang cukup berat dalam rentang panjang," ujar dr. Stefanus dalam acara pembicaraan Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Selasa (12/7/2022).
HIV atau human immunodeficiency virus merupakan infeksi virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia.
Sehingga orang yang infeksi penyakit ini, sistem kekebalan tubuhnya akan menurun drastis.
Sedang kan hepatitis ialah peradangan hati yang dapat diakibatkan infeksi virus atau penyebab non-virus, dapat sebab akibat obat-obatan narkotika, sampai alkohol. Baik hepatitis dan HIV dapat ditularkan melewati darah.
Risiko ini berdasarkan dr. Stefanus lebih-lebih jika yang dilakoni merupakan terapi bekam basah, yang berarti membikin darah keluar dari pori-pori kulit. Mengingat bekam ada dua macam, bekam kering dan bekam basah.
"Untuk yang bekam basah, sebab pada bekam ini permukaan kulitnya mesti dilukai dahulu dan kemudian dibekam. Nah darahnya ini akan tersedot keluar dan ini katanya darah kotor dan sebagainya," jelasnya.
Sehingga dr. Stefanus tak melarang masyarakat menjalani terapi tradisional seperti bekam, tetapi sebelum menjalankannya pastikan petugas atau terapisnya telah membersihkan alat bekam atau telah steril dari kotoran atau darah pengguna sebelumnya.
"pastikan bahwa alat bekamnya itu memang telah disterilisasi, dan memang praktisi bekamnya itu punya nomer pendaftaran," tutupnya
PORTAL MASYARAKAT