Berikut Ini Beberapa Kebiasaan Buruk yang Membuat Motor Matik Cepat Rusak - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

Ilustrasi Motor Matic
Ilustrasi Motor Matic, Photo by Alex Guillaume on Unsplash

Motor matik membuat pengendara seakan dimanjakan karena tersedia sederet kemudahan yang disuguhkan. Salah satunya penghematan tenaga karena tidak wajib memindahkan gigi.

Namun, pemilik motor matik sebaiknya tidak terlena. Akibat dimanjakan, secara tidak jelas kerap lakukan normalitas yang berpotensi mempercepat rusaknya pada motor matik.

Apa saja kebiasaan yang membuat motor matik jadi cepat rusak, simak paparan layaknya dikutip dari laman Deltalube berikut ini:
Umumnya, motor matik zaman saat ini sudah dibekali teknologi injeksi dan ECU. Kesalahan pertama yang kerap dijalankan adalah segera menyalakan mesin ketika kunci kontak di posisi ‘on’.

Padahal, sejatinya pengguna sepeda motor wajib menanti hingga indikator MIL hilang. Hal ini memiliki tujuan agar pemotor sanggup jelas situasi motor. Apakah tersedia rusaknya yang terjadi.

Berikutnya adalah tuas rem ditekan sambil berjalan. Kebiasaan ini paling lazim ditemukan. Pemotor kerap tidak jelas jari tangannya selamanya tersedia di tuas rem dan menekannya.

Dampak yang paling enteng adalah lampu rem yang cepat rusak, hingga yang paling kronis yaitu komponen pengereman jadi cepat aus.

Kebiasaan ini juga kerap dilakukan, yaitu mencegah gas ketika situasi jalan macet. Pengendara kerap malakukan normalitas ini dengan maksud melindungi putaran mesin motor matik dengan langkah mencegah gas sekaligus menekan tuas rem. Akhirnya, komponen kampas kopling cepat aus. Berujung pada pemotor wajib merogoh kocek yang tidak sedikit.

Dalam lakukan perawatan motor matik, pemilik kerap lupa mengganti oli CVT. Hal ini akibat pemilik sangat fokus lakukan penggantian oli mesin saja. Padahal, sangat penting melindungi kualitas oli CVT agar komponen di dalamnya dalam situasi ideal. Setidaknya, pemilik wajib mengganti oli CVT tiap-tiap 8 ribu km.

Saat tengah dikejar waktu, pemilik motor matik kerap memutar gas sedalam-dalam kala awal akselerasi. Kebiasaan ini sanggup memperpendek umur komponen V-belt, roller dan jadi borosnya konsumsi BBM.

Ketika sudah hingga tujuan, pemotor segera menurunkan standar samping agar motor segera mati. Padahal adanya fitur ini untuk mencegah motor menyala ketika standar samping tetap turun.

Saat itu mesin memang mati seketika, tapi instrumen lain layaknya lampu belakang, speedometer tidak segera mati. Saat itulah, instrumen berikut membebankan energi pada aki motor. Umur manfaatkan aki sanggup jadi lebih pendek.

Terakhir, pemilik kerap malas bersihkan atau servis komponen CVT. Sedangkan CVT bertugas sebagai penggerak yang di dalamnya terdapat komponen V-belt dan pulley.


iklan banner
Baca Juga

Berikut Ini Beberapa Kebiasaan Buruk yang Membuat Motor Matik Cepat Rusak

Ilustrasi Motor Matic
Ilustrasi Motor Matic, Photo by Alex Guillaume on Unsplash

Motor matik membuat pengendara seakan dimanjakan karena tersedia sederet kemudahan yang disuguhkan. Salah satunya penghematan tenaga karena tidak wajib memindahkan gigi.

Namun, pemilik motor matik sebaiknya tidak terlena. Akibat dimanjakan, secara tidak jelas kerap lakukan normalitas yang berpotensi mempercepat rusaknya pada motor matik.

Apa saja kebiasaan yang membuat motor matik jadi cepat rusak, simak paparan layaknya dikutip dari laman Deltalube berikut ini:
Umumnya, motor matik zaman saat ini sudah dibekali teknologi injeksi dan ECU. Kesalahan pertama yang kerap dijalankan adalah segera menyalakan mesin ketika kunci kontak di posisi ‘on’.

Padahal, sejatinya pengguna sepeda motor wajib menanti hingga indikator MIL hilang. Hal ini memiliki tujuan agar pemotor sanggup jelas situasi motor. Apakah tersedia rusaknya yang terjadi.

Berikutnya adalah tuas rem ditekan sambil berjalan. Kebiasaan ini paling lazim ditemukan. Pemotor kerap tidak jelas jari tangannya selamanya tersedia di tuas rem dan menekannya.

Dampak yang paling enteng adalah lampu rem yang cepat rusak, hingga yang paling kronis yaitu komponen pengereman jadi cepat aus.

Kebiasaan ini juga kerap dilakukan, yaitu mencegah gas ketika situasi jalan macet. Pengendara kerap malakukan normalitas ini dengan maksud melindungi putaran mesin motor matik dengan langkah mencegah gas sekaligus menekan tuas rem. Akhirnya, komponen kampas kopling cepat aus. Berujung pada pemotor wajib merogoh kocek yang tidak sedikit.

Dalam lakukan perawatan motor matik, pemilik kerap lupa mengganti oli CVT. Hal ini akibat pemilik sangat fokus lakukan penggantian oli mesin saja. Padahal, sangat penting melindungi kualitas oli CVT agar komponen di dalamnya dalam situasi ideal. Setidaknya, pemilik wajib mengganti oli CVT tiap-tiap 8 ribu km.

Saat tengah dikejar waktu, pemilik motor matik kerap memutar gas sedalam-dalam kala awal akselerasi. Kebiasaan ini sanggup memperpendek umur komponen V-belt, roller dan jadi borosnya konsumsi BBM.

Ketika sudah hingga tujuan, pemotor segera menurunkan standar samping agar motor segera mati. Padahal adanya fitur ini untuk mencegah motor menyala ketika standar samping tetap turun.

Saat itu mesin memang mati seketika, tapi instrumen lain layaknya lampu belakang, speedometer tidak segera mati. Saat itulah, instrumen berikut membebankan energi pada aki motor. Umur manfaatkan aki sanggup jadi lebih pendek.

Terakhir, pemilik kerap malas bersihkan atau servis komponen CVT. Sedangkan CVT bertugas sebagai penggerak yang di dalamnya terdapat komponen V-belt dan pulley.


iklan banner