Waspada! Bayi Dapat Henti Nafas Karena Bantal Yang Terlalu Empuk dan Tinggi - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

Ilustrasi bayi tidur
Ilustrasi bayi tidur, Photo by Taksh on Unsplash

PORTAL MASYARAKAT - Dokter anak mengingatkan orang tua untuk memilih bantal yang dipakai untuk bayi dengan seksama. Mengapa?

Bayi yang baru lahir menghabiskan waktunya untuk tidur. Dokter anak mengingatkan terhadap orang tua supaya jangan menggunakan bantal terlalu empuk dan tinggi untuk kepala bayi.

Bagi orang dewasa, bantal seperti itu dapat jadi terasa nyaman. Namun bagi bayi baru lahir, bantal yang terlalu empuk dan tinggi justru membahayakan baginya.

Dokter ahli anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia dr. Cynthia Centauri, Sp.A., menerangkan bahwa bayi baru lahir masih mempunyai leher yang fleksibel. Sehingga jikalau bantal terlalu empuk dan tinggi berisiko membikin leher anak melengkung ke belakang atau kepalanya terlalu menunduk.

"Leher bayi masih amat lunak juga masih amat fleksibel, jika semisal lehernya tertekuk atau terlalu hiper ekstensi, khawatirnya jalan nafasnya tertutup. Ini yang kita khawatirkan dapat menyebabkan bayi jadi henti nafas," jelasnya.

Menurutnya, bayi boleh saja dipakaian bantal asalkan tak terlalu empuk dan tinggi. Pemakaian bantal peyang juga tak jadi persoalan. Cuma saja, dokter Cynthia menekankan bahwa jika bayi tak memakai bantal peyang bukan berarti kepalanya akan jadi tak bulat total.

"Enggak ada sepatutnya mesti gunakan bantal peyang. Kita tahu bentuk kepala bayi masih lunak malah masih ada ubun-ubun besar dan kecil yang terbuka, ini dibutuhkan sebab lingkar kepala bayi akan bertambah terus seiring bertambah umur dan berat badan khususnya umur 2 tahun pertama," paparnya.

Dia membeberkan bahwa posisi bayi ketika tidur justru lebih mempertimbangkan bentuk kepalanya nanti. Seandainya posisi tidur bayi lebih lama terlentang dan tak aktif, dapat mengakibatkan bentuk kepala seperti peyang.

"Sebenarnya ada cara yang dapat dilakukan kecuali menerapkan bantal peyang tersebut, dengan cara di posisikan berganti-ganti posisi dan ini dibutuhkan bayi tak cuma dalam satu posisi terlentang saja tetapi dapat juga miring atau telungkup. Orang Tua dapat tolong anak lakukan itu," ujarnya.

Baca Juga

Waspada! Bayi Dapat Henti Nafas Karena Bantal Yang Terlalu Empuk dan Tinggi

Ilustrasi bayi tidur
Ilustrasi bayi tidur, Photo by Taksh on Unsplash

PORTAL MASYARAKAT - Dokter anak mengingatkan orang tua untuk memilih bantal yang dipakai untuk bayi dengan seksama. Mengapa?

Bayi yang baru lahir menghabiskan waktunya untuk tidur. Dokter anak mengingatkan terhadap orang tua supaya jangan menggunakan bantal terlalu empuk dan tinggi untuk kepala bayi.

Bagi orang dewasa, bantal seperti itu dapat jadi terasa nyaman. Namun bagi bayi baru lahir, bantal yang terlalu empuk dan tinggi justru membahayakan baginya.

Dokter ahli anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia dr. Cynthia Centauri, Sp.A., menerangkan bahwa bayi baru lahir masih mempunyai leher yang fleksibel. Sehingga jikalau bantal terlalu empuk dan tinggi berisiko membikin leher anak melengkung ke belakang atau kepalanya terlalu menunduk.

"Leher bayi masih amat lunak juga masih amat fleksibel, jika semisal lehernya tertekuk atau terlalu hiper ekstensi, khawatirnya jalan nafasnya tertutup. Ini yang kita khawatirkan dapat menyebabkan bayi jadi henti nafas," jelasnya.

Menurutnya, bayi boleh saja dipakaian bantal asalkan tak terlalu empuk dan tinggi. Pemakaian bantal peyang juga tak jadi persoalan. Cuma saja, dokter Cynthia menekankan bahwa jika bayi tak memakai bantal peyang bukan berarti kepalanya akan jadi tak bulat total.

"Enggak ada sepatutnya mesti gunakan bantal peyang. Kita tahu bentuk kepala bayi masih lunak malah masih ada ubun-ubun besar dan kecil yang terbuka, ini dibutuhkan sebab lingkar kepala bayi akan bertambah terus seiring bertambah umur dan berat badan khususnya umur 2 tahun pertama," paparnya.

Dia membeberkan bahwa posisi bayi ketika tidur justru lebih mempertimbangkan bentuk kepalanya nanti. Seandainya posisi tidur bayi lebih lama terlentang dan tak aktif, dapat mengakibatkan bentuk kepala seperti peyang.

"Sebenarnya ada cara yang dapat dilakukan kecuali menerapkan bantal peyang tersebut, dengan cara di posisikan berganti-ganti posisi dan ini dibutuhkan bayi tak cuma dalam satu posisi terlentang saja tetapi dapat juga miring atau telungkup. Orang Tua dapat tolong anak lakukan itu," ujarnya.