6 Resiko Dampak dari Mewarnai Rambut Bagi Kesehatan - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

Ilustrasi proses mewarnai rambut
Ilustrasi proses mewarnai rambut Photo by Maksim Chernishev on Unsplash

PORTAL MASYARAKAT - Tak bisa dibantah bahwa mewarnai rambut menjadi kegiatan menyenangkan dan memberikan perubahan sempurna pada penampilan.


Apalagi di zaman yang dikala ini ada banyak variasi dan style pewarnaan rambut yang membikin penampilan kian menarik dan meningkatkan rasa percaya diri.


Namun, ada hal-hal yang perlu diamati saat mempertimbangkan mewarnai rambut.


Dikutip dari whyy.org, kegiatan mewarnai rambut mempunyai risiko kesehatan khususnya pewarna rambut dengan kandungan kimia tinggi.


Mulai gejala iritasi ringan sampai persoalan kesehatan berat mengancam tubuh melalui pelaksanaan pewarnaan rambut.


Apa yang menyebabkannya dan apa saja risiko kesehatan yang dimunculkan? Simak penjelasan berikut yang dirangkum dari berbagai sumber.


Bagaimana bahan kimia masuk ke tubuh saat pengerjaan pewarnaan?

Melissa Piliang, seorang Dermatolog di Claveland Clinic menceritakan ada dua metode bahan kimia meresap ke tubuh melewati pengerjaan pewarnaan rambut.


Pertama, pewarna rambut cenderung mempunyai wewangian kuat dan menyengat, hal ini dapat jadi aerosol dan meresap ke paru-paru saat terhirup.


Kedua, melewati kulit, untuk menembus kutikula rambut, molekul-molekul amat kecil, dan molekul yang lebih kecil lebih mungkin untuk bisa menembus kulit.


Bahan kimia juga berpotensi meresap melewati kantong kelenjar di kulit kepala atau secara umum disebut folikel.


Jadi melewati folikel rambut, bahan kimia pewarna rambut dapat masuk ke aliran darah.


Situasi ini dapat berbahaya sebab banyak bahan kimia dalam pewarna rambut memicu permasalahan kesehatan.


Sebagian bahan kimia dalam pewarna rambut yang memunculkan risiko kesehatan yakni paraphenylenediamine (PDD), amonia, timbal, formaldehida, dan benzena.


Risiko kesehatan karena mewarnai rambut

1. Over processing pada rambut


Dikutip dari styecraze.com, dalam pengerjaan bleaching diterapkan produk mengandung amonia dan peroksida.


Saat amonia meresap ke batang rambut dan peroksida berproses kimia untuk memutihkan pigmen alami rambut.


Dalam memahami pengerjaan kimianya, tentu saja ini artinya merusak komponen natural dari rambut.


Pewarnaan berlebihan dengan bahan kimia bisa menyebabkan rambut kehilangan kemilau alaminya, gampang patah, dan dalam sebagian kasus mengalami kerontokan parah.


Sementara rambut yang diproses bisa sehatkan kembali hingga batas tertentu dengan perawatan rambut. Satu-satunya cara untuk menghilangkan kerusakan dari pemrosesan yang berlebihan yaitu dengan memotong rambut Anda.


2. Timbul Reaksi alergi


Pewarna rambut tak jarang menyebabkan reaksi alergi, khususnya pewarna rambut permanen mengandung paraphenylenediamine (PDD), yang adalah penyebab alergi secara umum.


Orang-orang dengan kontak secara langsung antara kulit dan bahan kimia ini rentan mempunyai reaksi alergi.


Orang dengan keadaan kulit, seperti eksim dan psoriasis, sebaiknya membendung diri untuk tak mengaplikasikan pewarna rambut.


Dalam kasus yang lebih ringan, pewarna rambut bisa menyebabkan gatal, iritasi kulit, kemerahan, atau pembengkakan pada kulit kepala atau zona peka lainnya seperti wajah dan leher.


Hal lain yang perlu diingat saat memakai pewarna ini ialah bahwa walaupun tak mempunyai reaksi alergi di masa lalu bukan berarti {tak} akan memilikinya di masa depan.


Kian sering mewarnai rambut, semakin besar kemungkinan mengalami reaksi yang merugikan.


3. Mata merah


Saat tak berhati-hati saat mewarnai rambut bisa menyebabkan bahan kimia berkontak dengan bagian tubuh yang peka di wajah.


Seperti bahan kimia dari pewarna rambut bersentuhan dengan mata, hal itu bisa menyebabkan konjungtivitis atau mata merah.


Dalam kasus lain, itu menyebabkan peradangan yang parah.

4. Asma


Asma merupakan salah satu gejala reaksi alergi parah kepada pewarna rambut.


Menghirup bahan kimia dalam pewarna rambut secara terus-menerus bisa menyebabkan batuk, bersin, radang paru-paru, radang tenggorokan, dan serangan asma.


5. Memengaruhi tingkat kesuburan


Walaupun sebagian penelitian mengungkapkan bahwa ada peresapan sistemik dalam produk rambut, pewarna rambut mungkin tak benar-benar memberi pengaruh kesuburan atau kehamilan.


Tetapi, sebab mereka memperlihatkan kemungkinan risiko terkena pewarna rambut untuk waktu yang lama, lebih bagus untuk menghindari pewarna rambut apabila dalam program hamil atau sedang hamil.


6. Kanker


Saat pewarna rambut permanen pertama kali dikenalkan, mereka mempunyai senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker).


Sementara formulanya diubah untuk menggantikan bahan kimia ini, polemik mengenai apakah pewarna rambut bisa menyebabkan kanker belum dihentikan.


Sebaliknya, penelitian dan studi lebih ilmiah dibutuhkan untuk memastikan relasi yang pasti antara pemakaian pewarna rambut permanen dan kanker.

Baca Juga

6 Resiko Dampak dari Mewarnai Rambut Bagi Kesehatan

Ilustrasi proses mewarnai rambut
Ilustrasi proses mewarnai rambut Photo by Maksim Chernishev on Unsplash

PORTAL MASYARAKAT - Tak bisa dibantah bahwa mewarnai rambut menjadi kegiatan menyenangkan dan memberikan perubahan sempurna pada penampilan.


Apalagi di zaman yang dikala ini ada banyak variasi dan style pewarnaan rambut yang membikin penampilan kian menarik dan meningkatkan rasa percaya diri.


Namun, ada hal-hal yang perlu diamati saat mempertimbangkan mewarnai rambut.


Dikutip dari whyy.org, kegiatan mewarnai rambut mempunyai risiko kesehatan khususnya pewarna rambut dengan kandungan kimia tinggi.


Mulai gejala iritasi ringan sampai persoalan kesehatan berat mengancam tubuh melalui pelaksanaan pewarnaan rambut.


Apa yang menyebabkannya dan apa saja risiko kesehatan yang dimunculkan? Simak penjelasan berikut yang dirangkum dari berbagai sumber.


Bagaimana bahan kimia masuk ke tubuh saat pengerjaan pewarnaan?

Melissa Piliang, seorang Dermatolog di Claveland Clinic menceritakan ada dua metode bahan kimia meresap ke tubuh melewati pengerjaan pewarnaan rambut.


Pertama, pewarna rambut cenderung mempunyai wewangian kuat dan menyengat, hal ini dapat jadi aerosol dan meresap ke paru-paru saat terhirup.


Kedua, melewati kulit, untuk menembus kutikula rambut, molekul-molekul amat kecil, dan molekul yang lebih kecil lebih mungkin untuk bisa menembus kulit.


Bahan kimia juga berpotensi meresap melewati kantong kelenjar di kulit kepala atau secara umum disebut folikel.


Jadi melewati folikel rambut, bahan kimia pewarna rambut dapat masuk ke aliran darah.


Situasi ini dapat berbahaya sebab banyak bahan kimia dalam pewarna rambut memicu permasalahan kesehatan.


Sebagian bahan kimia dalam pewarna rambut yang memunculkan risiko kesehatan yakni paraphenylenediamine (PDD), amonia, timbal, formaldehida, dan benzena.


Risiko kesehatan karena mewarnai rambut

1. Over processing pada rambut


Dikutip dari styecraze.com, dalam pengerjaan bleaching diterapkan produk mengandung amonia dan peroksida.


Saat amonia meresap ke batang rambut dan peroksida berproses kimia untuk memutihkan pigmen alami rambut.


Dalam memahami pengerjaan kimianya, tentu saja ini artinya merusak komponen natural dari rambut.


Pewarnaan berlebihan dengan bahan kimia bisa menyebabkan rambut kehilangan kemilau alaminya, gampang patah, dan dalam sebagian kasus mengalami kerontokan parah.


Sementara rambut yang diproses bisa sehatkan kembali hingga batas tertentu dengan perawatan rambut. Satu-satunya cara untuk menghilangkan kerusakan dari pemrosesan yang berlebihan yaitu dengan memotong rambut Anda.


2. Timbul Reaksi alergi


Pewarna rambut tak jarang menyebabkan reaksi alergi, khususnya pewarna rambut permanen mengandung paraphenylenediamine (PDD), yang adalah penyebab alergi secara umum.


Orang-orang dengan kontak secara langsung antara kulit dan bahan kimia ini rentan mempunyai reaksi alergi.


Orang dengan keadaan kulit, seperti eksim dan psoriasis, sebaiknya membendung diri untuk tak mengaplikasikan pewarna rambut.


Dalam kasus yang lebih ringan, pewarna rambut bisa menyebabkan gatal, iritasi kulit, kemerahan, atau pembengkakan pada kulit kepala atau zona peka lainnya seperti wajah dan leher.


Hal lain yang perlu diingat saat memakai pewarna ini ialah bahwa walaupun tak mempunyai reaksi alergi di masa lalu bukan berarti {tak} akan memilikinya di masa depan.


Kian sering mewarnai rambut, semakin besar kemungkinan mengalami reaksi yang merugikan.


3. Mata merah


Saat tak berhati-hati saat mewarnai rambut bisa menyebabkan bahan kimia berkontak dengan bagian tubuh yang peka di wajah.


Seperti bahan kimia dari pewarna rambut bersentuhan dengan mata, hal itu bisa menyebabkan konjungtivitis atau mata merah.


Dalam kasus lain, itu menyebabkan peradangan yang parah.

4. Asma


Asma merupakan salah satu gejala reaksi alergi parah kepada pewarna rambut.


Menghirup bahan kimia dalam pewarna rambut secara terus-menerus bisa menyebabkan batuk, bersin, radang paru-paru, radang tenggorokan, dan serangan asma.


5. Memengaruhi tingkat kesuburan


Walaupun sebagian penelitian mengungkapkan bahwa ada peresapan sistemik dalam produk rambut, pewarna rambut mungkin tak benar-benar memberi pengaruh kesuburan atau kehamilan.


Tetapi, sebab mereka memperlihatkan kemungkinan risiko terkena pewarna rambut untuk waktu yang lama, lebih bagus untuk menghindari pewarna rambut apabila dalam program hamil atau sedang hamil.


6. Kanker


Saat pewarna rambut permanen pertama kali dikenalkan, mereka mempunyai senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker).


Sementara formulanya diubah untuk menggantikan bahan kimia ini, polemik mengenai apakah pewarna rambut bisa menyebabkan kanker belum dihentikan.


Sebaliknya, penelitian dan studi lebih ilmiah dibutuhkan untuk memastikan relasi yang pasti antara pemakaian pewarna rambut permanen dan kanker.