Alasan Larangan Memaksa Anak untuk Berhenti Menangis - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

Photo by Arwan Sutanto on Unsplash
PORTAL MASYARAKAT -Menangis yakni salah satu wujud buah hati mengekspresikan sesuatu yang dinikmati atau dialaminya. Ya bunda, ada banyak elemen kenapa buah hati menangis, seperti sedang sakit, takut, atau malah sekedar mencari perhatian ayah dan ibunya.

Umumnya, apa reaksi Anda saat buah hati menangis? Mungkin sebagian orang secara insting mengatakan untuk stop menangis. Namun terbukti, ada sebagian alasan kenapa kita sebaiknya tak perlu memerintah buah hati untuk stop menangis.

Alasan Mengapa Lebih Baik Tidak Memaksa Anak Berhenti Menangis

Psychology Today menginfokannya, saat orang tua terus memerintah si kecil untuk stop menangis, kita justru menekan emosional mereka, lho. Dan secara seketika memberi tahu bahwa mereka tak patut menikmati duka. Atau juga 'memaksa' supaya tak menikmati perasaan apa malah.

Hal ini dievaluasi membahayakan, bunda. Sedangkan, saat buah hati menangis atau berupaya mengekspresikan perasaannya, itu berarti ia sedang membangun keterampilan sosial-emosionalnya. Makanya, ini tak boleh dihentikan semacam itu saja.

Photo by Arwan Sutanto on Unsplash

Tak cuma itu, dikutip dari Educare Inspire Change, dikala menekan buah hati supaya tak menangis, sama artinya minta dia menekan emosinya seumur hidup. Ingat, buah hati-buah hati yakni makhluk hidup yang masih banyak belajar dan wajar sekiranya mengalami kekeliruan. Apalagi mereka belum memahami konsep seputar dunia riil dan keadaan sulit yang dihadapi orang dewasa, bunda.

Seumpama, saat buah hati kehilangan mainan yang disukai, dapat jadi baginya itu betul-betul menyedihkan. Tetapi, orang dewasa masih sering kali mengevaluasi perasaan buah hati sebagai keadaan sulit remeh. Sedangkan, sebaliknya, kita sepatutnya menampilkan terhadap si kecil bahwa akan ada waktunya ia merasa tak bagus-bagus saja. Dan tak apa untuk menangis.

Dampak Anak yang Selalu Dipaksa Berhenti Menangis

Diinfokan, kalau seorang buah hati terus-menerus diperintah untuk tak menangis, atau tidak boleh menampilkan emosinya, karenanya ia cenderung akan terus melaksanakannya hingga dewasa. Dikhawatirkan, mereka akan percaya bahwa menampilkan perasaan atau emosional bukanlah hal bagus. Sayangnya, pemikiran ini bisa merusak kesehatan mentalnya.

Photo by Ema Studios on Unsplash

Imbasnya, buah hati jadi tak bisa memproses emosinya, sebab ditekan untuk terus membendung rasa sakit atau emosional yang dialaminya. Jadi di kemudian hari, ia akan kebingungan bagaimana melaksanakannya. Dan tidak jarang, buah hati jadi meluapkannya dengan berang atau malah kekerasan.

Mengkhawatirkan sekali kan, bunda? Jadi, peran orang tua betul-betul penting untuk mengarahkan si kecil seputar metode meluapkan emosional dan menaruh perasaan secara sehat. Dan salah satu caranya yakni dengan menangis. Jadi, buah hati menangis yakni sesuatu yang normal terjadi, dan tak perlu memaksanya untuk stop menangis, ya.

Baca Juga

Alasan Larangan Memaksa Anak untuk Berhenti Menangis

Photo by Arwan Sutanto on Unsplash
PORTAL MASYARAKAT -Menangis yakni salah satu wujud buah hati mengekspresikan sesuatu yang dinikmati atau dialaminya. Ya bunda, ada banyak elemen kenapa buah hati menangis, seperti sedang sakit, takut, atau malah sekedar mencari perhatian ayah dan ibunya.

Umumnya, apa reaksi Anda saat buah hati menangis? Mungkin sebagian orang secara insting mengatakan untuk stop menangis. Namun terbukti, ada sebagian alasan kenapa kita sebaiknya tak perlu memerintah buah hati untuk stop menangis.

Alasan Mengapa Lebih Baik Tidak Memaksa Anak Berhenti Menangis

Psychology Today menginfokannya, saat orang tua terus memerintah si kecil untuk stop menangis, kita justru menekan emosional mereka, lho. Dan secara seketika memberi tahu bahwa mereka tak patut menikmati duka. Atau juga 'memaksa' supaya tak menikmati perasaan apa malah.

Hal ini dievaluasi membahayakan, bunda. Sedangkan, saat buah hati menangis atau berupaya mengekspresikan perasaannya, itu berarti ia sedang membangun keterampilan sosial-emosionalnya. Makanya, ini tak boleh dihentikan semacam itu saja.

Photo by Arwan Sutanto on Unsplash

Tak cuma itu, dikutip dari Educare Inspire Change, dikala menekan buah hati supaya tak menangis, sama artinya minta dia menekan emosinya seumur hidup. Ingat, buah hati-buah hati yakni makhluk hidup yang masih banyak belajar dan wajar sekiranya mengalami kekeliruan. Apalagi mereka belum memahami konsep seputar dunia riil dan keadaan sulit yang dihadapi orang dewasa, bunda.

Seumpama, saat buah hati kehilangan mainan yang disukai, dapat jadi baginya itu betul-betul menyedihkan. Tetapi, orang dewasa masih sering kali mengevaluasi perasaan buah hati sebagai keadaan sulit remeh. Sedangkan, sebaliknya, kita sepatutnya menampilkan terhadap si kecil bahwa akan ada waktunya ia merasa tak bagus-bagus saja. Dan tak apa untuk menangis.

Dampak Anak yang Selalu Dipaksa Berhenti Menangis

Diinfokan, kalau seorang buah hati terus-menerus diperintah untuk tak menangis, atau tidak boleh menampilkan emosinya, karenanya ia cenderung akan terus melaksanakannya hingga dewasa. Dikhawatirkan, mereka akan percaya bahwa menampilkan perasaan atau emosional bukanlah hal bagus. Sayangnya, pemikiran ini bisa merusak kesehatan mentalnya.

Photo by Ema Studios on Unsplash

Imbasnya, buah hati jadi tak bisa memproses emosinya, sebab ditekan untuk terus membendung rasa sakit atau emosional yang dialaminya. Jadi di kemudian hari, ia akan kebingungan bagaimana melaksanakannya. Dan tidak jarang, buah hati jadi meluapkannya dengan berang atau malah kekerasan.

Mengkhawatirkan sekali kan, bunda? Jadi, peran orang tua betul-betul penting untuk mengarahkan si kecil seputar metode meluapkan emosional dan menaruh perasaan secara sehat. Dan salah satu caranya yakni dengan menangis. Jadi, buah hati menangis yakni sesuatu yang normal terjadi, dan tak perlu memaksanya untuk stop menangis, ya.