Biografi Haji Isam Batu Bara, Awal Mula Kekayaan, dan Polemiknya - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

jokowi-peresmian-pabrik-biodiesel
Foto tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden: Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik biodiesel milik PT Jhonlin Argo Raya di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (21/10/2021). (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Sumber: Tribunnews.com,Kontan.co.id,kompas.com

PORTAL MASYARAKAT - Nama Haji Isam memang menjadi sorotan publik beberapa hari terakhir ini. Pria bernama lengkap Samsudin Andi Arsyad ini termasuk salah satu dari pengusaha terkaya yang berada di Pulau Kalimantan.

Nama Haji Isam semakin menjadi pusat perhatian di mata publik setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan datang dan meresmikan pabrik biodiesel baru senilai Rp 2 triliun yang berada di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Siapa sebenarnya Haji Isam (profil Haji Isam)? Hampir seluruh masyarakat Kalimantan Selatan mengenalnya sebagai Haji Isam. Karakternya dekat dengan Jhonlin Group, konglomerat yang bisnis utamanya adalah perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batu bara.


Haji Isam sendiri sebenarnya bukan berasal dari Kalimantan, pria berusia 44 tahun ini adalah seorang pendatang yang sukses di Bone dari Sulawesi Selatan. Rumahnya yang besar tampak megah seperti istana di pinggir jalan utama Batu Licin. Diperkirakan total luasnya dikatakan sekitar 20 hektar. Ia juga dikenal karena hobi off-road dan berburu.


Johlin memiliki jalur perdagangan batubara di bawah bendera PT Jhonlin Baratama, kemudian ada perusahaan pelayaran Jhonlin Marine and Shipping, Jhonlin Air Transport, dan perusahaan maskapai jet pribadi.

Kemudian ke perusahaan biodiesel Pabrik Gula Jhonlin Agro Raya dan Perkebunan Tebu PT Prima Alam Gemilang, anak perusahaan PT Jhonlin Batu Mandiri.

Haji Isam juga merupakan keponakan dari Sahbir Noor yang tak lain adalah Gubernur Kalsel saat ini. Setelah pensiun sebagai camat, Sahbir sendiri bekerja sebagai manager di perusahaan Jhonlin Group.

Dulu Sempat Menjadi Seorang Sopir Ojek

Berdasarkan kutipan dari Tribunnews, Sebelum menjadi pengusaha sukses, Haji Isam bekerja sebagai tenaga kerja kasar sebagai tukang kayu, pemanen pohon, helper muat dan sopir angkot. dia bahkan sempat menjadi tukang ojek. Beliau memulai usahanya dari nol hingga akhirnya berhasil.



Haji Isam memulai penjajakan bisnis batu baranya dengan modal yang nyaris tak punya apa-apa.

Berawal saat bergabung dengan perusahaan milik pengusaha batu bara asal Surabaya dan juga keturunan china. Pengusaha inilah yang mengenalkannya pada bisnis batu bara.



Setelah keluar dari perusahaan tersebut, Haji Isam mencoba membuka usaha sendiri dan mulai mendirikan sebuah perusahaan bernama Jhonlin yang belakangan ini berkembang sangat besar bisnisnya.


Polemik Haji Isam

Sementara itu, seperti yang telah dikutip oleh media Kontan, nama Haji Isam baru-baru ini menarik perhatian terkait dugaan perusahaan Haji Isam menyuap otoritas pajak terkait nilai pajak perusahaan.

Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Senin 4 Oktober, sidang itu mengadili Angin Prayitno Aji sebagai terdakwa, mantan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak dan Dadan Ramdani selaku Kepala Subdirektorat Kerja Sama dan Dukungan Pemeriksaan di Ditjen Pajak terungkap tindakan dugaan penyuapan itu.

Sebagai Saksi Yulmanizar yang juga mantan anggota tim pemeriksaan pajak Ditjen Pajak menyebutkan keterlibatan Haji Isam dalam kasus berdurasi 41 menit tersebut. Yulmanizar mengaku bertemu dengan seseorang bernama Agus Susetyo yang tak lain adalah akuntan perpajakan Haji Isam, PT Jhonlin.


Dalam rapat tersebut, Yulmanizar mengatakan Jhonlin meminta valuasi pajak PT Jhonlin Baratama ditetapkan sebesar Rp 10 miliar.


Yurmanizar mengatakan dalam pertemuan itu, permintaan pengkodean jumlah pajak Jhonlin merupakan permintaan langsung dari pemilik PT Jhonlin Baratama yakni Samsuddin Andi Arsyad atau Haji Isam.

Pelacakan harta benda Haji Isam di Jhonlin Baratamata juga terlihat dari data Kemenkumham. Jhonlin Baratama dimiliki oleh Jhonlin Group dan bernilai 408.000 saham atau Rp 40,8 miliar.

Berikutnya ada nama Hj Nurhayati yang memiliki 359.840 saham senilai Rp35,9 miliar, sedangkan Haji Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam memiliki 32.160 saham senilai Rp3,2 miliar.

Perusahaan Perseroan ini memiliki modal dasar Rp 320 miliar dan modal ditempatkan Rp 80 miliar.Dalam dunia politik, Haji Isam menjabat sebagai wakil bendahara pemilihan tim Jokowi Amin pada pemilihan presiden 2020.


Sebelum peresmian pabrik biodiesel milik Haji Isamu di Desa Sungai Dua Kecamatan Simpang, Presiden Jokowi juga meresmikan pabrik gula dan kebun tebu milik PT Prima Alam Gemilan (PAG).Pabrik Gula di Bombana, Sulawesi Tenggara, merupakan anak perusahaan tidak lain dari PT Jhonlin Batu Mandiri, perusahaan Jhonlin Group milik Haji Isam.


Ada juga kontroversi di pabrik gula tersebut. Saat itu, pemerintah memberikan konsesi perkebunan tebu kepada Haji Isam.

Konsesi ini menjadi sorotan karena dugaan pelanggaran perencanaan penggunaan lahan dan program keagenan.Banyak yang menuding konsesi Haji Isam berjalan lancar berkat dukungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman sejak 2014 hingga 2019.


Berikutnya ada sosok bernama Amran Sulaiman, keduanya dari Bone, tidak lain adalah sepupu Haji Isam. Kini Presiden Jokowi kembali meresmikan pabrik biodiesel Jhonlin.



Menurut Raya Zafrinal Lubis, Direktur PT Jhonlin Agro, pabrik tersebut akan siap memproduksi biodiesel pada Oktober tahun ini.

Dana investasi dengan nilai investasi sebanyak Rp2 triliun ini untuk pembangunan pabrik dan infrastruktur pabrik dengan nilai investasi Rp1 triliun dan Rp1 triliun untuk pembangunan dermaga atau pelabuhan.Pabrik yang menempati lahan seluas 6 hektar ini akan memproduksi biodiesel dan minyak goreng dengan kapasitas 60 ton per jam.


Kapasitas produksi membutuhkan input 1.600 ton tandan buah segar (TBS) per hari. Pasokan minyak sawit berasal dari petani sekitar 1% dan sisanya berasal dari luar daerah dalam bentuk minyak sawit mentah (CPO).

PORTAL MASYARAKAT



iklan banner

Baca Juga

Biografi Haji Isam Batu Bara, Awal Mula Kekayaan, dan Polemiknya

jokowi-peresmian-pabrik-biodiesel
Foto tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden: Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik biodiesel milik PT Jhonlin Argo Raya di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (21/10/2021). (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Sumber: Tribunnews.com,Kontan.co.id,kompas.com

PORTAL MASYARAKAT - Nama Haji Isam memang menjadi sorotan publik beberapa hari terakhir ini. Pria bernama lengkap Samsudin Andi Arsyad ini termasuk salah satu dari pengusaha terkaya yang berada di Pulau Kalimantan.

Nama Haji Isam semakin menjadi pusat perhatian di mata publik setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan datang dan meresmikan pabrik biodiesel baru senilai Rp 2 triliun yang berada di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Siapa sebenarnya Haji Isam (profil Haji Isam)? Hampir seluruh masyarakat Kalimantan Selatan mengenalnya sebagai Haji Isam. Karakternya dekat dengan Jhonlin Group, konglomerat yang bisnis utamanya adalah perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batu bara.


Haji Isam sendiri sebenarnya bukan berasal dari Kalimantan, pria berusia 44 tahun ini adalah seorang pendatang yang sukses di Bone dari Sulawesi Selatan. Rumahnya yang besar tampak megah seperti istana di pinggir jalan utama Batu Licin. Diperkirakan total luasnya dikatakan sekitar 20 hektar. Ia juga dikenal karena hobi off-road dan berburu.


Johlin memiliki jalur perdagangan batubara di bawah bendera PT Jhonlin Baratama, kemudian ada perusahaan pelayaran Jhonlin Marine and Shipping, Jhonlin Air Transport, dan perusahaan maskapai jet pribadi.

Kemudian ke perusahaan biodiesel Pabrik Gula Jhonlin Agro Raya dan Perkebunan Tebu PT Prima Alam Gemilang, anak perusahaan PT Jhonlin Batu Mandiri.

Haji Isam juga merupakan keponakan dari Sahbir Noor yang tak lain adalah Gubernur Kalsel saat ini. Setelah pensiun sebagai camat, Sahbir sendiri bekerja sebagai manager di perusahaan Jhonlin Group.

Dulu Sempat Menjadi Seorang Sopir Ojek

Berdasarkan kutipan dari Tribunnews, Sebelum menjadi pengusaha sukses, Haji Isam bekerja sebagai tenaga kerja kasar sebagai tukang kayu, pemanen pohon, helper muat dan sopir angkot. dia bahkan sempat menjadi tukang ojek. Beliau memulai usahanya dari nol hingga akhirnya berhasil.



Haji Isam memulai penjajakan bisnis batu baranya dengan modal yang nyaris tak punya apa-apa.

Berawal saat bergabung dengan perusahaan milik pengusaha batu bara asal Surabaya dan juga keturunan china. Pengusaha inilah yang mengenalkannya pada bisnis batu bara.



Setelah keluar dari perusahaan tersebut, Haji Isam mencoba membuka usaha sendiri dan mulai mendirikan sebuah perusahaan bernama Jhonlin yang belakangan ini berkembang sangat besar bisnisnya.


Polemik Haji Isam

Sementara itu, seperti yang telah dikutip oleh media Kontan, nama Haji Isam baru-baru ini menarik perhatian terkait dugaan perusahaan Haji Isam menyuap otoritas pajak terkait nilai pajak perusahaan.

Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Senin 4 Oktober, sidang itu mengadili Angin Prayitno Aji sebagai terdakwa, mantan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak dan Dadan Ramdani selaku Kepala Subdirektorat Kerja Sama dan Dukungan Pemeriksaan di Ditjen Pajak terungkap tindakan dugaan penyuapan itu.

Sebagai Saksi Yulmanizar yang juga mantan anggota tim pemeriksaan pajak Ditjen Pajak menyebutkan keterlibatan Haji Isam dalam kasus berdurasi 41 menit tersebut. Yulmanizar mengaku bertemu dengan seseorang bernama Agus Susetyo yang tak lain adalah akuntan perpajakan Haji Isam, PT Jhonlin.


Dalam rapat tersebut, Yulmanizar mengatakan Jhonlin meminta valuasi pajak PT Jhonlin Baratama ditetapkan sebesar Rp 10 miliar.


Yurmanizar mengatakan dalam pertemuan itu, permintaan pengkodean jumlah pajak Jhonlin merupakan permintaan langsung dari pemilik PT Jhonlin Baratama yakni Samsuddin Andi Arsyad atau Haji Isam.

Pelacakan harta benda Haji Isam di Jhonlin Baratamata juga terlihat dari data Kemenkumham. Jhonlin Baratama dimiliki oleh Jhonlin Group dan bernilai 408.000 saham atau Rp 40,8 miliar.

Berikutnya ada nama Hj Nurhayati yang memiliki 359.840 saham senilai Rp35,9 miliar, sedangkan Haji Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam memiliki 32.160 saham senilai Rp3,2 miliar.

Perusahaan Perseroan ini memiliki modal dasar Rp 320 miliar dan modal ditempatkan Rp 80 miliar.Dalam dunia politik, Haji Isam menjabat sebagai wakil bendahara pemilihan tim Jokowi Amin pada pemilihan presiden 2020.


Sebelum peresmian pabrik biodiesel milik Haji Isamu di Desa Sungai Dua Kecamatan Simpang, Presiden Jokowi juga meresmikan pabrik gula dan kebun tebu milik PT Prima Alam Gemilan (PAG).Pabrik Gula di Bombana, Sulawesi Tenggara, merupakan anak perusahaan tidak lain dari PT Jhonlin Batu Mandiri, perusahaan Jhonlin Group milik Haji Isam.


Ada juga kontroversi di pabrik gula tersebut. Saat itu, pemerintah memberikan konsesi perkebunan tebu kepada Haji Isam.

Konsesi ini menjadi sorotan karena dugaan pelanggaran perencanaan penggunaan lahan dan program keagenan.Banyak yang menuding konsesi Haji Isam berjalan lancar berkat dukungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman sejak 2014 hingga 2019.


Berikutnya ada sosok bernama Amran Sulaiman, keduanya dari Bone, tidak lain adalah sepupu Haji Isam. Kini Presiden Jokowi kembali meresmikan pabrik biodiesel Jhonlin.



Menurut Raya Zafrinal Lubis, Direktur PT Jhonlin Agro, pabrik tersebut akan siap memproduksi biodiesel pada Oktober tahun ini.

Dana investasi dengan nilai investasi sebanyak Rp2 triliun ini untuk pembangunan pabrik dan infrastruktur pabrik dengan nilai investasi Rp1 triliun dan Rp1 triliun untuk pembangunan dermaga atau pelabuhan.Pabrik yang menempati lahan seluas 6 hektar ini akan memproduksi biodiesel dan minyak goreng dengan kapasitas 60 ton per jam.


Kapasitas produksi membutuhkan input 1.600 ton tandan buah segar (TBS) per hari. Pasokan minyak sawit berasal dari petani sekitar 1% dan sisanya berasal dari luar daerah dalam bentuk minyak sawit mentah (CPO).

PORTAL MASYARAKAT



iklan banner