Profil Prajogo Pangestu,Kisah Sukses Orang Terkaya indonesia, Dulunya Sopir Angkot kini Berharta 76 Triliun. - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

text
Foto: Prajogo Pangestu. (Dok: Forbes)
Sumber: cnbcindonesia.com

PORTAL MASYARAKAT - Masih menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, ternyata Prajogo Pangestu dulunya kurang mampu secara ekonomi dan sempat menjadi sopir angkutan umum di kampung halamannya di Sambas, Kalimantan Barat.

Pengusaha kawakan ini berada di urutan ketujuh dan kekayaan bersih Prayogo per Desember 2022 sebesar 4,9 miliar dolar AS atau Rp 76 triliun. Prajogo berhasil memimpin perusahaannya menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.





Nama aslinya Phang Djoem Phen, ayah Prayogo cuma bekerja sebagai buruh penyadap getah karet. Karena keterbatasan dana, Prayogo Pangestu hanya bisa menyelesaikan pendidikannya hingga SMA.

Dengan sikap dan motivasi yang tepat untuk menghidupi keluarganya dengan cara yang halal, inilah yang memicunya menuju ke pintu gerbang kesukses dan memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Namun sayangnya, keputusannya untuk merantau ke Jakarta hanya kegagalan yang didapatkan. Merasa Kecewa, dia kembali ke kampung halamannya.

Setelah kembali ke kampung halamannya, Prayogo memutuskan untuk mencari nafkah kembali dengan menjadi sopir angkutan umum. Akhirnya sekitar tahun 1960, saat bekerja sebagai supir bus, Prayogo bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia bernama Bong Sun On atau Burhan Uray.

Akhirnya, pertemuan itu lambat laun mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Prayogo memulai karirnya pada tahun 1969 dengan bekerja di PT Djajanti Group milik Sun On. Berkat kerja kerasnya, Prajogo menjadi General Manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara setelah 7 tahun bekerja disana.

Karena pengalaman profesionalnya, Prajogo berani membuka usaha sendiri dan membeli CV Pacific Lumber Coy yang dibiayai dengan pinjaman bank.


Perusahaan tersebut sukses dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1993 dan akhirnya berganti nama menjadi PT Barito Pacific pada tahun 2007. Perusahaan terus berkembang hingga bermitra dengan anak mantan Presiden Soeharto dan juga pengusaha lainnya.
Dari segi karir, Prajogo Pangestu adalah Presiden Komisaris PT Tripolyta Indonesia Tbk, Presiden PT Chandra Asri Petrochemical Center, Wakil Presiden Komisaris PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper, Presiden Komisaris PT Barito Pacific Timber Tbk sejak tahun 1993, dan juga menjabat Komisaris PT Astra International, 1993 -1998.


Pada tahun 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI. Menyusul kesuksesan bisnis petrokimia didalam negeri.

Kemudian Perusahaan keluarga Pangestu mengambil alih produsen energi panas Star Energy pada Maret 2022 dengan membeli 33% saham dari BCPG Thailand senilai US$440 juta atau 6,8 triliun rupiah. Perusahaan ini sudah menjadi incaran Prayogo sejak 2009. Setelah itu, Prayogo akhirnya menyelesaikan akuisisi, sehingga saham Star Energy menjadi 66,66% dari saham yang beredar.
PORTAL MASYARAKAT

iklan banner



iklan banner

Baca Juga

Profil Prajogo Pangestu,Kisah Sukses Orang Terkaya indonesia, Dulunya Sopir Angkot kini Berharta 76 Triliun.

text
Foto: Prajogo Pangestu. (Dok: Forbes)
Sumber: cnbcindonesia.com

PORTAL MASYARAKAT - Masih menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, ternyata Prajogo Pangestu dulunya kurang mampu secara ekonomi dan sempat menjadi sopir angkutan umum di kampung halamannya di Sambas, Kalimantan Barat.

Pengusaha kawakan ini berada di urutan ketujuh dan kekayaan bersih Prayogo per Desember 2022 sebesar 4,9 miliar dolar AS atau Rp 76 triliun. Prajogo berhasil memimpin perusahaannya menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.





Nama aslinya Phang Djoem Phen, ayah Prayogo cuma bekerja sebagai buruh penyadap getah karet. Karena keterbatasan dana, Prayogo Pangestu hanya bisa menyelesaikan pendidikannya hingga SMA.

Dengan sikap dan motivasi yang tepat untuk menghidupi keluarganya dengan cara yang halal, inilah yang memicunya menuju ke pintu gerbang kesukses dan memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Namun sayangnya, keputusannya untuk merantau ke Jakarta hanya kegagalan yang didapatkan. Merasa Kecewa, dia kembali ke kampung halamannya.

Setelah kembali ke kampung halamannya, Prayogo memutuskan untuk mencari nafkah kembali dengan menjadi sopir angkutan umum. Akhirnya sekitar tahun 1960, saat bekerja sebagai supir bus, Prayogo bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia bernama Bong Sun On atau Burhan Uray.

Akhirnya, pertemuan itu lambat laun mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Prayogo memulai karirnya pada tahun 1969 dengan bekerja di PT Djajanti Group milik Sun On. Berkat kerja kerasnya, Prajogo menjadi General Manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara setelah 7 tahun bekerja disana.

Karena pengalaman profesionalnya, Prajogo berani membuka usaha sendiri dan membeli CV Pacific Lumber Coy yang dibiayai dengan pinjaman bank.


Perusahaan tersebut sukses dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1993 dan akhirnya berganti nama menjadi PT Barito Pacific pada tahun 2007. Perusahaan terus berkembang hingga bermitra dengan anak mantan Presiden Soeharto dan juga pengusaha lainnya.
Dari segi karir, Prajogo Pangestu adalah Presiden Komisaris PT Tripolyta Indonesia Tbk, Presiden PT Chandra Asri Petrochemical Center, Wakil Presiden Komisaris PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper, Presiden Komisaris PT Barito Pacific Timber Tbk sejak tahun 1993, dan juga menjabat Komisaris PT Astra International, 1993 -1998.


Pada tahun 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI. Menyusul kesuksesan bisnis petrokimia didalam negeri.

Kemudian Perusahaan keluarga Pangestu mengambil alih produsen energi panas Star Energy pada Maret 2022 dengan membeli 33% saham dari BCPG Thailand senilai US$440 juta atau 6,8 triliun rupiah. Perusahaan ini sudah menjadi incaran Prayogo sejak 2009. Setelah itu, Prayogo akhirnya menyelesaikan akuisisi, sehingga saham Star Energy menjadi 66,66% dari saham yang beredar.
PORTAL MASYARAKAT

iklan banner



iklan banner