Kebutuhan Gizi dan Nutrisi yang Tepat untuk Usia Lansia - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

Photo by Jojo Yuen (sharemyfoodd) on Unsplash


Lansia ialah tahap akhir siklus hidup manusia, ialah komponen dari progres kehidupan yang tidak bisa dihindarkan dan akan dialami oleh tiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan bagus secara lahiriah ataupun mental, terutama kemunduran dalam pelbagai fungsi dan kecakapan yang pernah dimilikinya.

Perubahan penampilan lahiriah beberapa dari progres penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indra, serta kemunduran kekuatan bendung tubuh, ialah ancaman bagi integritas orang umur lanjut.

Klasifikasi Umur Lansia

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan menjadi 4, ialah:

·       Umur pertengahan (middle age) 45 -59 tahun

·       Lanjut umur (elderly) 60 -74 tahun

·       Lanjut umur tua (old) 75 – 90 tahun

·       Lansia amat tua (very old) diatas 90 tahun.

Upaya Kesehatan Bagi Lanjut Umur

· Upaya Promotif

Kesibukan promotif dilaksanakan terhadap lanjut umur, keluarga maupun masyarakat di sekitarnya, antara lain berupa penyuluhan perihal perilaku hidup sehat, nutrisi untuk lanjut umur, progres degeneratif seperti katarak, depresi dan lainnya.

Upaya Preventif Kesibukan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasinya dampak progres degeneratif. Kesibukan berupa deteksi dini dan pemantauan kesehatan lanjut umur yang bisa dilaksanakan di kategori lanjut umur (posyandu lansia) atau Puskesmas dengan menerapkan Kartu Menuju Sehat ( KMS ) lanjut umur.

· Upaya Kuratif

Kesibukan pengobatan ringan bagi lanjut umur yang sakit seandainya dimungkinan bisa di lakukan di kategori lanjut umur atau Posyandu lansia. Pengobatan lebih lanjut maupun perawatan bagi lanjut umur yang sakit bisa dilaksanakan di fasilitas pelayanan seperti Puskesmas Asisten, Puskesmas maupun di Pos Kesehatan Desa

· Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif ini bisa berupa upaya medis, psikososial, edukatif ataupun upaya-upaya lain yang bisa semaksimal mungkin mengembalikan kecakapan fungsional dan kepercayaan diri lanjut umur.

Proses Penuaan

Penuaan merupakan suatu progres natural yang tak bisa dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Berikutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan memberi pengaruh fungsi dan kecakapan tubuh secara keseluruhan.

Penuaan seringkali diiringi dengan munculnya pelbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan metabolisme sampai penurunan kekuatan bendung tubuh. Penurunan keadaan jasmani pada lansia seperti kehilangan gigi, indra pengecap dan penciuman menurun, tak gampang merasa lapar, gampang diare, wasir dan kenyang amat memberi pengaruh asupan makan atau kekuatan terima kepada makanan.

Bagaimana metode menyelesaikannya? Salah satunya merupakan dengan mengendalikan pola makan. Deteksi dini (Penapisan dan Penganalisisan) dan pemberian zat nutrisi adekuat sebagai tata laksana permulaan yaitu hal yang penting dilaksanakan untuk mencegah terjadinya situasi sulit nutrisi pada lansia.

Status Nutrisi Lansia

Status nutrisi bisa dievaluasi indeks massa tubuh (IMT). IMT didapat dari Berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

Klasifikasi:

IMT < 18>

IMT 18,5 – 15 = normal

IMT 26 – 29    = kegemukan

IMT > 29     = obesitas

Gizi yang bagus pada lansia bisa mencegah malnutrisi, mensupport fungsi jasmani, mengurangi resiko penyakit kronik, mensupport kesehatan mental serta mencegah disabilitas. Untuk menerima gizi yang bagus, lansia mesti mengonsumsi makanan berimbang.

Makanan Sepadan bagi Lanjut Umur

  • Asupan lemak dan garam sebaiknya dikurangi
  • Protein sebaiknya tak dikurangi dan tak ditambah.
  • Kalsium ekstra betul-betul penting, terutamanya untuk perempuan postmenopause, diet kaya kalsium dipadukan dengan suplementasi vitamin D dan minum susu secara teratur
  • Vitamin D lazimnya tak perlu ditambah
  • Makanan yang digoreng, sereal, tepung, dan krim coklat manis sebaiknya dihindari
  • Memperbanyak konsumsi serat dari diet untuk menuntaskan bermacam-macam gangguan yang berhubungan dengan penuaan seperti konstipasi, diabetes, dan penyakit jantung. yakni buahan seperti pepaya
  • Memilih jenis makanan seperti produk susu, puding, telor rebus, sayuran (yang sudah dikukus), salad yang sudah dipotong kecil-kecil, buah lembut seperti pisang dan jeruk
  • Pilihlah makanan yang berwarna, menarik, dan lezat serta sajikan dengan metode menyenangkan yang dapat membangkitkan selera
  • Kurangi asupan karbohidrat, terutamanya glukosa/ gula
  • Mengkonsumsi bermacam-macam tipe makanan layak dengan petunjuk diet sehat dan berimbang
  • Meningkatkan frekuensi makanan dalam sehari dengan kudapan (selingan) di antara waktu makan utama (3 x makan utama 3 x makan selingan, porsi kecil melainkan kerap)
  • Menghindari perut kosong di malam hari (> 12 jam) dengan memundurkan jam makan malam serta mengawalkan sarapan pagi dan atau memberikan kudapan
  • Memberikan makanan dengan poin kalori tinggi dan atau protein tinggi
  • Mendesain menu layak dengan harapan/preferensi pasien dan memodifikasi tekstur makanan berdasarkan kecakapan mengunyah dan menelan
  • Memberikan suasana yang menyenangkan ketika makan.

Perhitungan Keperluan Nutrisi


1. Keperluan Kekuatan (Kalori)

  • BB aktual dipakai pada pasien dengan IMT kurang dan normal.
  • Keperluan tenaga pasien dengan IMT kurang bisa berubah pantas dengan perubahan berat badan aktual yang di temukan dikala monev.
  • BB pas dipakai pada pasien dengan IMT lebih atau obese.
  • Keperluan tenaga lansia sehat diawali dari 25 -30 kkal/kg/hari
Keperluan tenaga pasien lasia dengan situasi stress metabolik 30 -35 kkll/kg/hari

2. Keperluan Protein, asupan protein untk lansia dianjurkan lebih tinggi diperbandingkan dewasa muda.

PROT-AGE menyarankan: 1 – 1,2 gram protein/kg. BB/ hari untuk lansia sehat. Pasien lansia dengan risiko malnutsrisi 1, 2 – 1, 5 gram/kg. BB/hari, Pasien dengan diagnosa malnutrisi dan infeksi parah: 2 gram/kg. BBhari

Keperluan ini tak berlaku untuk lansia dengan gangguan ginjal atau pada lansia yang harsus mengendalikan konsumsi protein.

3. Keperluan Lemak

Ragam Lemak Sempurna Lemak As Lemak Jenuh (SFA) As. Lemak Trans (TFA) As. Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) As. Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA)

Sempurna lemak – SFA – PUFA – TFA < 300>

4. Kolesterol Keperluan 20 -35% dari sempurna kalori

5. Keperluan Cairan

Keperluan cairan harian lansia dihitung menurut berat badan: 25 – 30 ml/kg. BB Unsur yang memberi pengaruh keperluan cairan: Unsur Demam Berkeringat Hiperventilasi Hipertiroid

Peningkatan Keperluan Cairan 12, 5% untuk tiap kenaikan temperatur 10 C di atas normal 10 – 25%, 10 – 60%, 25 – 60%.
Baca Juga

Kebutuhan Gizi dan Nutrisi yang Tepat untuk Usia Lansia

Photo by Jojo Yuen (sharemyfoodd) on Unsplash


Lansia ialah tahap akhir siklus hidup manusia, ialah komponen dari progres kehidupan yang tidak bisa dihindarkan dan akan dialami oleh tiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan bagus secara lahiriah ataupun mental, terutama kemunduran dalam pelbagai fungsi dan kecakapan yang pernah dimilikinya.

Perubahan penampilan lahiriah beberapa dari progres penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indra, serta kemunduran kekuatan bendung tubuh, ialah ancaman bagi integritas orang umur lanjut.

Klasifikasi Umur Lansia

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan menjadi 4, ialah:

·       Umur pertengahan (middle age) 45 -59 tahun

·       Lanjut umur (elderly) 60 -74 tahun

·       Lanjut umur tua (old) 75 – 90 tahun

·       Lansia amat tua (very old) diatas 90 tahun.

Upaya Kesehatan Bagi Lanjut Umur

· Upaya Promotif

Kesibukan promotif dilaksanakan terhadap lanjut umur, keluarga maupun masyarakat di sekitarnya, antara lain berupa penyuluhan perihal perilaku hidup sehat, nutrisi untuk lanjut umur, progres degeneratif seperti katarak, depresi dan lainnya.

Upaya Preventif Kesibukan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasinya dampak progres degeneratif. Kesibukan berupa deteksi dini dan pemantauan kesehatan lanjut umur yang bisa dilaksanakan di kategori lanjut umur (posyandu lansia) atau Puskesmas dengan menerapkan Kartu Menuju Sehat ( KMS ) lanjut umur.

· Upaya Kuratif

Kesibukan pengobatan ringan bagi lanjut umur yang sakit seandainya dimungkinan bisa di lakukan di kategori lanjut umur atau Posyandu lansia. Pengobatan lebih lanjut maupun perawatan bagi lanjut umur yang sakit bisa dilaksanakan di fasilitas pelayanan seperti Puskesmas Asisten, Puskesmas maupun di Pos Kesehatan Desa

· Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif ini bisa berupa upaya medis, psikososial, edukatif ataupun upaya-upaya lain yang bisa semaksimal mungkin mengembalikan kecakapan fungsional dan kepercayaan diri lanjut umur.

Proses Penuaan

Penuaan merupakan suatu progres natural yang tak bisa dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Berikutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan memberi pengaruh fungsi dan kecakapan tubuh secara keseluruhan.

Penuaan seringkali diiringi dengan munculnya pelbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan metabolisme sampai penurunan kekuatan bendung tubuh. Penurunan keadaan jasmani pada lansia seperti kehilangan gigi, indra pengecap dan penciuman menurun, tak gampang merasa lapar, gampang diare, wasir dan kenyang amat memberi pengaruh asupan makan atau kekuatan terima kepada makanan.

Bagaimana metode menyelesaikannya? Salah satunya merupakan dengan mengendalikan pola makan. Deteksi dini (Penapisan dan Penganalisisan) dan pemberian zat nutrisi adekuat sebagai tata laksana permulaan yaitu hal yang penting dilaksanakan untuk mencegah terjadinya situasi sulit nutrisi pada lansia.

Status Nutrisi Lansia

Status nutrisi bisa dievaluasi indeks massa tubuh (IMT). IMT didapat dari Berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

Klasifikasi:

IMT < 18>

IMT 18,5 – 15 = normal

IMT 26 – 29    = kegemukan

IMT > 29     = obesitas

Gizi yang bagus pada lansia bisa mencegah malnutrisi, mensupport fungsi jasmani, mengurangi resiko penyakit kronik, mensupport kesehatan mental serta mencegah disabilitas. Untuk menerima gizi yang bagus, lansia mesti mengonsumsi makanan berimbang.

Makanan Sepadan bagi Lanjut Umur

  • Asupan lemak dan garam sebaiknya dikurangi
  • Protein sebaiknya tak dikurangi dan tak ditambah.
  • Kalsium ekstra betul-betul penting, terutamanya untuk perempuan postmenopause, diet kaya kalsium dipadukan dengan suplementasi vitamin D dan minum susu secara teratur
  • Vitamin D lazimnya tak perlu ditambah
  • Makanan yang digoreng, sereal, tepung, dan krim coklat manis sebaiknya dihindari
  • Memperbanyak konsumsi serat dari diet untuk menuntaskan bermacam-macam gangguan yang berhubungan dengan penuaan seperti konstipasi, diabetes, dan penyakit jantung. yakni buahan seperti pepaya
  • Memilih jenis makanan seperti produk susu, puding, telor rebus, sayuran (yang sudah dikukus), salad yang sudah dipotong kecil-kecil, buah lembut seperti pisang dan jeruk
  • Pilihlah makanan yang berwarna, menarik, dan lezat serta sajikan dengan metode menyenangkan yang dapat membangkitkan selera
  • Kurangi asupan karbohidrat, terutamanya glukosa/ gula
  • Mengkonsumsi bermacam-macam tipe makanan layak dengan petunjuk diet sehat dan berimbang
  • Meningkatkan frekuensi makanan dalam sehari dengan kudapan (selingan) di antara waktu makan utama (3 x makan utama 3 x makan selingan, porsi kecil melainkan kerap)
  • Menghindari perut kosong di malam hari (> 12 jam) dengan memundurkan jam makan malam serta mengawalkan sarapan pagi dan atau memberikan kudapan
  • Memberikan makanan dengan poin kalori tinggi dan atau protein tinggi
  • Mendesain menu layak dengan harapan/preferensi pasien dan memodifikasi tekstur makanan berdasarkan kecakapan mengunyah dan menelan
  • Memberikan suasana yang menyenangkan ketika makan.

Perhitungan Keperluan Nutrisi


1. Keperluan Kekuatan (Kalori)

  • BB aktual dipakai pada pasien dengan IMT kurang dan normal.
  • Keperluan tenaga pasien dengan IMT kurang bisa berubah pantas dengan perubahan berat badan aktual yang di temukan dikala monev.
  • BB pas dipakai pada pasien dengan IMT lebih atau obese.
  • Keperluan tenaga lansia sehat diawali dari 25 -30 kkal/kg/hari
Keperluan tenaga pasien lasia dengan situasi stress metabolik 30 -35 kkll/kg/hari

2. Keperluan Protein, asupan protein untk lansia dianjurkan lebih tinggi diperbandingkan dewasa muda.

PROT-AGE menyarankan: 1 – 1,2 gram protein/kg. BB/ hari untuk lansia sehat. Pasien lansia dengan risiko malnutsrisi 1, 2 – 1, 5 gram/kg. BB/hari, Pasien dengan diagnosa malnutrisi dan infeksi parah: 2 gram/kg. BBhari

Keperluan ini tak berlaku untuk lansia dengan gangguan ginjal atau pada lansia yang harsus mengendalikan konsumsi protein.

3. Keperluan Lemak

Ragam Lemak Sempurna Lemak As Lemak Jenuh (SFA) As. Lemak Trans (TFA) As. Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) As. Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA)

Sempurna lemak – SFA – PUFA – TFA < 300>

4. Kolesterol Keperluan 20 -35% dari sempurna kalori

5. Keperluan Cairan

Keperluan cairan harian lansia dihitung menurut berat badan: 25 – 30 ml/kg. BB Unsur yang memberi pengaruh keperluan cairan: Unsur Demam Berkeringat Hiperventilasi Hipertiroid

Peningkatan Keperluan Cairan 12, 5% untuk tiap kenaikan temperatur 10 C di atas normal 10 – 25%, 10 – 60%, 25 – 60%.