Sejarah dan Asal Mula Musik Campursari - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

Musik campursari adalah salah satu genre musik tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Musik ini menggabungkan unsur-unsur musik tradisional Jawa dengan alat musik modern seperti gitar, bass, drum, dan keyboard. Musik campursari sering diiringi oleh tembang Jawa dengan lirik yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.

Asal-usul Musik Campursari

Musik campursari bermula dari kegiatan grup kesenian yang dipelopori oleh R.M Samsi di Radio Republik Indonesia (RRI) Semarang pada tahun 1953⁴. Grup kesenian yang disebut Campursari RRI Semarang ini rutin mengisi siaran radio setiap Rabu malam dengan membawakan lagu-lagu Jawa dengan iringan gamelan, kendang, dan suling.

Pada awal tahun 1960-an, musik campursari mulai dibawakan oleh para seniman jalanan atau pengamen yang menghibur para pengendara kendaraan umum. Mereka menggunakan alat musik sederhana seperti ukulele, gitar, biola, dan selo. Mereka juga mulai memasukkan unsur-unsur musik keroncong dan dangdut ke dalam lagu-lagu Jawa yang mereka nyanyikan.

Perkembangan Musik Campursari

Musik campursari semakin populer dan mulai diproduksi secara profesional pada tahun 1970-an. Salah satu tokoh yang berjasa dalam mengembangkan musik campursari adalah Manthous, yang lahir di Gunung Kidul pada tahun 1950¹. Manthous adalah seorang musisi yang piawai bermain keyboard, gitar, bas, dan gamelan. Dia juga seorang pencipta lagu yang produktif dan kreatif.

Manthous pertama kali mempopulerkan musik campursari dengan memasukkan keyboard ke dalam orkestrasi gamelan pada akhir tahun 1980-an melalui kelompok gamelan "Maju Lancar"¹. Kemudian, dia juga memasukkan unsur-unsur musik keroncong dan dangdut ke dalam musik campursari. Beberapa lagu ciptaan Manthous yang terkenal adalah Bengawan Sore, Ojo Lamis, Cucak Rowo, dan Lingsir Wengi.

Selain Manthous, ada juga tokoh lain yang berpengaruh dalam musik campursari, yaitu Didi Kempot. Didi Kempot lahir di Surakarta pada tahun 1966. Dia adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu yang dikenal dengan julukan "The Godfather of Broken Heart". Didi Kempot memadukan musik campursari dengan genre musik pop, rock, reggae, dan lain-lain. Beberapa lagu ciptaan Didi Kempot yang populer adalah Stasiun Balapan, Pamer Bojo, Banyu Langit, dan Sewu Kuto.

Ciri-ciri Musik Campursari

Musik campursari memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari musik-musik lain, yaitu:

- Menggunakan alat musik tradisional Jawa seperti gamelan, kendang, dan suling, yang biasanya dikurangi jumlahnya agar lebih praktis.
- Menggunakan alat musik modern seperti gitar, bass, drum, dan keyboard, yang memberikan nuansa yang lebih modern dan menarik.
- Menggunakan tembang Jawa sebagai vokal, yang biasanya berbahasa Jawa dan memiliki makna yang mendalam dan filosofis.
- Menggunakan irama nada pentatonik dan diatonik, yang menciptakan harmoni yang khas dan unik.
- Menggunakan genre musik yang bervariasi, seperti dangdut, keroncong, pop, rock, reggae, dan lain-lain, yang menyesuaikan dengan selera dan perkembangan zaman.

Fungsi dan Peran Musik Campursari

Musik campursari memiliki beberapa fungsi dan peran, yaitu:

- Sebagai hiburan, musik campursari dapat menghibur dan menyenangkan para pendengarnya dengan lagu-lagu yang merdu dan ritmis.
- Sebagai sarana edukasi, musik campursari dapat mengedukasi dan melestarikan budaya Jawa dengan menyampaikan nilai-nilai, norma, dan adat istiadat yang terkandung dalam lirik-lirik lagu.
- Sebagai sarana komunikasi, musik campursari dapat menjadi media komunikasi dan interaksi antara para pelaku dan penikmat musik campursari, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Sebagai sarana ekspresi, musik campursari dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan ide-ide kreatif dari para pelaku dan penikmat musik campursari.

Contoh Musik Campursari

Berikut adalah beberapa contoh musik campursari yang dapat kamu dengarkan:

- [Bengawan Sore] oleh Manthous
- [Stasiun Balapan] oleh Didi Kempot
- [Kena Goda] oleh Nurhana
- [Jaranan Dangdut] oleh Sangkuriang
- [Sewu Kuto] oleh Didi Kempot

Demikian artikel tentang sejarah musik campursari. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang musik tradisional Indonesia.
Baca Juga

Sejarah dan Asal Mula Musik Campursari

Musik campursari adalah salah satu genre musik tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Musik ini menggabungkan unsur-unsur musik tradisional Jawa dengan alat musik modern seperti gitar, bass, drum, dan keyboard. Musik campursari sering diiringi oleh tembang Jawa dengan lirik yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.

Asal-usul Musik Campursari

Musik campursari bermula dari kegiatan grup kesenian yang dipelopori oleh R.M Samsi di Radio Republik Indonesia (RRI) Semarang pada tahun 1953⁴. Grup kesenian yang disebut Campursari RRI Semarang ini rutin mengisi siaran radio setiap Rabu malam dengan membawakan lagu-lagu Jawa dengan iringan gamelan, kendang, dan suling.

Pada awal tahun 1960-an, musik campursari mulai dibawakan oleh para seniman jalanan atau pengamen yang menghibur para pengendara kendaraan umum. Mereka menggunakan alat musik sederhana seperti ukulele, gitar, biola, dan selo. Mereka juga mulai memasukkan unsur-unsur musik keroncong dan dangdut ke dalam lagu-lagu Jawa yang mereka nyanyikan.

Perkembangan Musik Campursari

Musik campursari semakin populer dan mulai diproduksi secara profesional pada tahun 1970-an. Salah satu tokoh yang berjasa dalam mengembangkan musik campursari adalah Manthous, yang lahir di Gunung Kidul pada tahun 1950¹. Manthous adalah seorang musisi yang piawai bermain keyboard, gitar, bas, dan gamelan. Dia juga seorang pencipta lagu yang produktif dan kreatif.

Manthous pertama kali mempopulerkan musik campursari dengan memasukkan keyboard ke dalam orkestrasi gamelan pada akhir tahun 1980-an melalui kelompok gamelan "Maju Lancar"¹. Kemudian, dia juga memasukkan unsur-unsur musik keroncong dan dangdut ke dalam musik campursari. Beberapa lagu ciptaan Manthous yang terkenal adalah Bengawan Sore, Ojo Lamis, Cucak Rowo, dan Lingsir Wengi.

Selain Manthous, ada juga tokoh lain yang berpengaruh dalam musik campursari, yaitu Didi Kempot. Didi Kempot lahir di Surakarta pada tahun 1966. Dia adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu yang dikenal dengan julukan "The Godfather of Broken Heart". Didi Kempot memadukan musik campursari dengan genre musik pop, rock, reggae, dan lain-lain. Beberapa lagu ciptaan Didi Kempot yang populer adalah Stasiun Balapan, Pamer Bojo, Banyu Langit, dan Sewu Kuto.

Ciri-ciri Musik Campursari

Musik campursari memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari musik-musik lain, yaitu:

- Menggunakan alat musik tradisional Jawa seperti gamelan, kendang, dan suling, yang biasanya dikurangi jumlahnya agar lebih praktis.
- Menggunakan alat musik modern seperti gitar, bass, drum, dan keyboard, yang memberikan nuansa yang lebih modern dan menarik.
- Menggunakan tembang Jawa sebagai vokal, yang biasanya berbahasa Jawa dan memiliki makna yang mendalam dan filosofis.
- Menggunakan irama nada pentatonik dan diatonik, yang menciptakan harmoni yang khas dan unik.
- Menggunakan genre musik yang bervariasi, seperti dangdut, keroncong, pop, rock, reggae, dan lain-lain, yang menyesuaikan dengan selera dan perkembangan zaman.

Fungsi dan Peran Musik Campursari

Musik campursari memiliki beberapa fungsi dan peran, yaitu:

- Sebagai hiburan, musik campursari dapat menghibur dan menyenangkan para pendengarnya dengan lagu-lagu yang merdu dan ritmis.
- Sebagai sarana edukasi, musik campursari dapat mengedukasi dan melestarikan budaya Jawa dengan menyampaikan nilai-nilai, norma, dan adat istiadat yang terkandung dalam lirik-lirik lagu.
- Sebagai sarana komunikasi, musik campursari dapat menjadi media komunikasi dan interaksi antara para pelaku dan penikmat musik campursari, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Sebagai sarana ekspresi, musik campursari dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan ide-ide kreatif dari para pelaku dan penikmat musik campursari.

Contoh Musik Campursari

Berikut adalah beberapa contoh musik campursari yang dapat kamu dengarkan:

- [Bengawan Sore] oleh Manthous
- [Stasiun Balapan] oleh Didi Kempot
- [Kena Goda] oleh Nurhana
- [Jaranan Dangdut] oleh Sangkuriang
- [Sewu Kuto] oleh Didi Kempot

Demikian artikel tentang sejarah musik campursari. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang musik tradisional Indonesia.