Asal Mula Bioskop Cinema 21 di Indonesia - Portal Masyarakat

Menu Nav

    Social Items

Cinema 21 adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 1.200 layar di 225 lokasi di 55 kota. Namun, tahukah Anda dari mana nama Cinema 21 berasal? Berikut ini adalah sejarah singkat dari Cinema 21 yang telah berkiprah di industri hiburan tanah air selama lebih dari 30 tahun.

Cinema 21 didirikan oleh Sudwikatmono, seorang pebisnis asal Solo, Jawa Tengah, yang juga merupakan sepupu dari Presiden Soeharto. Sudwikatmono mulai tertarik dengan bisnis bioskop setelah melihat kesuksesan Raam Punjabi, produser film yang juga mengelola jaringan bioskop Sinepleks.

Pada tahun 1986, Sudwikatmono membangun bioskop pertamanya di Solo dengan nama Cineplex 21. Nama ini dipilih karena ia ingin menawarkan pengalaman menonton film yang berbeda dari bioskop-bioskop konvensional yang ada saat itu. Cineplex 21 menawarkan beberapa layar dengan film-film yang beragam, baik Hollywood maupun Indonesia, dengan teknologi tata suara yang canggih.

Setahun kemudian, pada tanggal 21 Agustus 1987, Sudwikatmono membuka bioskop kedua di Jakarta dengan nama Studio 21. Lokasi bioskop ini berada di Jalan MH Thamrin Kavling 21, yang kemudian menjadi asal usul nama Cinema 21. Studio 21 menjadi bioskop multipleks modern pertama di Indonesia yang menarik banyak penonton.

Sejak saat itu, Cinema 21 terus berkembang dan membuka bioskop-bioskop baru di berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 1999, Sudwikatmono melepaskan kepemilikan Cinema 21 kepada Benny Suherman dan Harris Lesmana, yang kemudian membentuk Cineplex 21 Group sebagai induk perusahaan.

Cineplex 21 Group juga mengembangkan merek-merek bioskop lainnya, seperti Cinema XXI, The Premiere, dan IMAX, untuk menjangkau target pasar yang berbeda. Cinema XXI adalah bioskop premium yang menawarkan fasilitas dan layanan yang lebih mewah, The Premiere adalah bioskop eksklusif yang menayangkan film-film pilihan, dan IMAX adalah bioskop dengan layar raksasa dan teknologi 3D yang spektakuler.

Cineplex 21 Group menjadi bagian penting dari ekosistem industri perfilman Indonesia, dengan mendukung produksi dan distribusi film-film nasional. Cinema 21 juga menjadi rumah kedua bagi para pecinta film Indonesia, dengan menyajikan berbagai genre dan tema film yang menarik dan menghibur.

Pada tahun 2023, Cineplex 21 Group melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham CNMA. Ini menunjukkan bahwa Cinema 21 tidak hanya menjadi bisnis yang sukses, tetapi juga menjadi aset yang berharga bagi bangsa Indonesia.

Demikian artikel yang saya buat tentang asal mula Cinema 21 di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
Baca Juga

Asal Mula Bioskop Cinema 21 di Indonesia

Cinema 21 adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 1.200 layar di 225 lokasi di 55 kota. Namun, tahukah Anda dari mana nama Cinema 21 berasal? Berikut ini adalah sejarah singkat dari Cinema 21 yang telah berkiprah di industri hiburan tanah air selama lebih dari 30 tahun.

Cinema 21 didirikan oleh Sudwikatmono, seorang pebisnis asal Solo, Jawa Tengah, yang juga merupakan sepupu dari Presiden Soeharto. Sudwikatmono mulai tertarik dengan bisnis bioskop setelah melihat kesuksesan Raam Punjabi, produser film yang juga mengelola jaringan bioskop Sinepleks.

Pada tahun 1986, Sudwikatmono membangun bioskop pertamanya di Solo dengan nama Cineplex 21. Nama ini dipilih karena ia ingin menawarkan pengalaman menonton film yang berbeda dari bioskop-bioskop konvensional yang ada saat itu. Cineplex 21 menawarkan beberapa layar dengan film-film yang beragam, baik Hollywood maupun Indonesia, dengan teknologi tata suara yang canggih.

Setahun kemudian, pada tanggal 21 Agustus 1987, Sudwikatmono membuka bioskop kedua di Jakarta dengan nama Studio 21. Lokasi bioskop ini berada di Jalan MH Thamrin Kavling 21, yang kemudian menjadi asal usul nama Cinema 21. Studio 21 menjadi bioskop multipleks modern pertama di Indonesia yang menarik banyak penonton.

Sejak saat itu, Cinema 21 terus berkembang dan membuka bioskop-bioskop baru di berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 1999, Sudwikatmono melepaskan kepemilikan Cinema 21 kepada Benny Suherman dan Harris Lesmana, yang kemudian membentuk Cineplex 21 Group sebagai induk perusahaan.

Cineplex 21 Group juga mengembangkan merek-merek bioskop lainnya, seperti Cinema XXI, The Premiere, dan IMAX, untuk menjangkau target pasar yang berbeda. Cinema XXI adalah bioskop premium yang menawarkan fasilitas dan layanan yang lebih mewah, The Premiere adalah bioskop eksklusif yang menayangkan film-film pilihan, dan IMAX adalah bioskop dengan layar raksasa dan teknologi 3D yang spektakuler.

Cineplex 21 Group menjadi bagian penting dari ekosistem industri perfilman Indonesia, dengan mendukung produksi dan distribusi film-film nasional. Cinema 21 juga menjadi rumah kedua bagi para pecinta film Indonesia, dengan menyajikan berbagai genre dan tema film yang menarik dan menghibur.

Pada tahun 2023, Cineplex 21 Group melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham CNMA. Ini menunjukkan bahwa Cinema 21 tidak hanya menjadi bisnis yang sukses, tetapi juga menjadi aset yang berharga bagi bangsa Indonesia.

Demikian artikel yang saya buat tentang asal mula Cinema 21 di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda.